Kamis, 11 November 2010

Cerpen " Buku harian dan pena kematian 2 "

udah pada penasaran n' gag sabar ama anjutan ysg tadi.....????
ya udah deeh....nie aku kasih lanjutannya....
LANJUUUUUT...........!!!!!!!!::::::DDD






“ Yogjakarta, 13 oktober 2009
Dear diary….. Malam ini aku bangkit kembali. Aku bangkit di tempat,waktu,dimensi & alam yang berbeda. Aku kembali untuk membalaskan dendam anak manusia yang membangkitkanku.”

Aku takut……….!!! Mungkinkah kisah terdahulu akan terulang kembali mewarnai kisahku……?? Aku merasa sangat bersalah….!!! Sepulang sekolah ku kembalikan peti itu ke perpustakaan. Sedikit rasa takut yang membayang-bayang di dadakupun berkurang. Tapi suara dering hand phoneku membunyarkan lamunku. Di seberang sana, Niko member kabar buruk yang teranat buruk. Sahabatku, Rista meninggal di semak belukar belakang rumahnya. Sendi-sendiku terasa lemas. Tak sepatah katapun sanggup terucap. Aku tak menyangka Rista akan pergi secepat itu. Peluh mengucur deras dari pelupuk mataku. Itu nyata…….!! Itu benar-benar terjadi…..!!!

Aku ingat,,aku pernah di buat sakit hati oleh Rista. Ia menjiplak sebuah karangan yang ingin ku sertakan pada aebuah perlombaan karya sastra. ‘Mungkin ini adalah ulah arwah ‘Sarah Angel’ yang ingin membalaskan sakit hatiku seperti halnya dengan kisahnya…??? Tiga hari setelah kepergian Rista,,peti itu kembali kepadaku dengan sendirinya. Aku panik…! Aku takut jika Niko dan Tomy juga akan mengalami nasib yang sama dengan Rista. Akhirnya aku memberanikan diri untuk menceritakan semua yang terjadi pada Niko dan Tomy mulai kejadian dimana aku mengambil peti itu,,mengisi halaman diarynya,,kematian Rista,,hingga kembalinya peti itu padaku. Mereka menyalahkanku…! Aku sadar aku memang salah.
“Hey….,apa kamu sudah membukanya…?”, Tanya Niko.
“Aku tak berani menyentuhnya...,apa lagi membukanya..!”,jawabku dengan bibir gemetaran.
“Bagus…!”, sahut tomy, “Ayo kita kembalikan…!”
“Tapi, aku takut benda maut itu akan kambali & membunuh salah satu,atau mungkin kita bertiga…!”
“Tidak akan….!” tegas Tomy, “Itu tidak akan terjadi. Kita adalah manusia yang berbudi. Tentang kematian Rista , itu adalah sebuah takdir tuhan yang harus ia terima…!”

Akupun mengembalikan peti itu ke tempat di mana aku menemukannya & di dalam hati aku sangat berharap benda maut itu tak datang lagi padaku. Tapi,kenyataan berkata lain.
Aku melihat seorang anak perempuan. Mungkin usianya sebaya denganku. Aku mendapatinya sedang mencabik-cabik isi perut seorang anak perempuan dan dua anak laki-laki. Ia terlihat begitu nyata. Ia berada tepat di depanku. Seluruh isi perutnya dilemparkan kepada seekor anjing. Seekor anjing hitam yang datang dari satu sisi gelap…sungguh amat gelap.ia datang dengan lidah terjulur-julur. Dengan sekejap, benda yang tak wajar untuk dimakan itu pun masuk kedalam perut lapar si anjing.
Kini, ia berdiri…! Aku dapat merasakan jantungku berdebar-debar, memukul-mukul rongga dadaku seolah ingin keluar dan lari meninggalkanku. Ia menghampiriku dengan wajah pucat pasi,mata merah melotot penuh amarah. Sekarang ia menjulurkan tangannya. Aku merasakan sesuatu yang dingin dan beraroma darah menekan leherku.
Ia mencekikku…! Sendi-sendiku terasa kaku seperti mayat hidup. Aku tak bisa bergerak. Saat aku menengok ke bawah aku melihat ke 3 mayat itu hidup kembali & mencengkeram kuat kakiku. Aku berusaha berlari,,,berlari,, dan terus berlari. Cengkraman mereka seolah terlepas dan membiarkan kakiku melaju. Entah tempat apa ini,,tiba-tiba aku sudah tenggelam di dasar kolam,,tapi masih bisa bernapas. Air kolam terasa amis…yaa…aku dapat merasakan ini adalah amis darah. Tubuhkupun mulai terangkat ke permukaan. Aku merasakan kakiku dapat berpijak dan berjalan di permukaan air. “aneh…!!”,pikriku. Dengan pikiran kalap,,tak ku pedulikan keanehan-keanehan ini. Akupun berlari dan terus berlari mencari jalan keluar dari semua keanehan ini.
Aku terbangun dengan keringat dingin mengucur deras dari pelipisku. Ternyata hanya mimpi. Aku bersyukur kejadaian yang terasa nyata ini hanya sekedar mimpi buruk yang teramat buruk. Setidaknya itu tidak nyata.
Aku menengok ke sebuah tempat di mana aku biasa menyimpan peti itu.
“Syukurlah…! Benda maut itu tak kembali…!” gumamku. Mataku beralih melirik jam dinding yang terpampang di satu sisi dinding kamarku.
“Oh…15 menit lagi bel sekolahku berbunyi. Aku tak boleh terlambat.” Akupun segera bersiap ke sekolah. Aku berlari sekencang-nya. Di depan,ku lihat pintu gerbang masih terbuka. Sesampaiku di dalam kelas, aku membuka tas untuk mempersiapkan pelajaran pertama hari ini. Tapi yang kudapati adalah peti yang berisi benda maut.
Keringat dingin mengucur di keningku. Pelajaran hari ini tak ku hiraukan sama sekali. Aku terus saja memikirkan nasib kedua sahabatku.
Tak lama kemudian terdengar teriakan yang menggema-gema di telinga. kata-katanya terdengar jelas.....amat jelas hingga aku berajak dan berlari menuju sumber suara.
Ternyataaa.........##########################################.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar