Kamis, 11 November 2010

Cerpen cinta " tanpa kekasih "

Cerpen Cinta : Tanpa Kekasih
Cerpen CintaSetalah genap sebulan aku jadian dengan Bayu, aku semakin yakin kalau aku nggak salah pilih dan benar-benar sudah menemukan belahan jiwaku, cinta sejatiku, cahaya hidupku, Bayu adalah segalanya bagiku. Aku mencinta dia dan akan selalu menyayangi dia untuk selamanya. Saat ini aku merasa puas karena penantian, dan usahaku selama ini berbuah kebahagiaan.

Telah sekian lama aku merasa menanti Bayu menjadi milikku seutuhnya. Akhirnya, cerita cintaku saat ini sudah happy ending, tingal sekarang aku dan Bayu yang menjalaninya. Dulu kami sering sekali bertengkar, hanya karena hal-hal kecil, kadang kami sampai ribut nggak menentu. Dulu sebagai teman, kami memang bukan teman yang cocok, kami saling menjatuhkan dan saling membenci. Tapi sekarang, benar kata orang-orang, kalau kamu membenci seseorang janganlah kamu sampai terlalu, dan hasilnya sekarang perasaan itu menjadi kebalikan bagi aku dan Bayu, justru kami sekarang saling mencintai dan menyayangi. Tapi yang jelas, aku juga nggak mau kehilangan Bayu, aku takut juga kalau aku terlalu mencintai dan menyayangi dia, bisa jadi aku dan dia akan terpisahkan.


“Hei Ela, kamu lagi ngapain? aku kangen deh sama kamu..”
“Halo Bayu, kan baru kemarin kita ketemu, kamu gimana sih?”
“Ela, kamu baik-baik ya di sana, jaga diri kamu dan jangan pernah lupakan aku ya sayang.”

“Kamu ngomong apa sih Bayu? Kamu ngigau ya?”
“Nggak, maksud aku yah kamu jangan macam-macam di sana, kan di kampus kamu banyak banget tuh cowok-cowok keren, ntar ada yang godain kamu lagi, trus kamu lupain aku.”
“Ha-ha.....ha-ha.... ya nggak dong sayang, aku nggak akan tergoda sama cowok-cowok di kampus ini, nggak ada yang kayak kamu di sini, dan yang aku mau tuh cuma kamu seorang.”

“Hei, kamu udah pintar ngegombal yah, siapa yang ajarin, ayo ngaku?”
“Bayu, kamu apaan sih?! Udah deh, aku mau kamu kasih aku kepercayaan untuk berteman dengan teman-temanku. Asal kamu tau aku berterima kasih banget selama ini sama Tuhan karena aku udah bisa memiliki kamu.”
“Iya Ela, dan asal kamu tau juga cintaku lebih besar dari yang pernah kamu bayangkan selama ini.”

Satu hal inilah yang selalu ditakutkan Bayu, dia selalu bilang aku akan tergoda oleh cowok-cowok di kampus, sementara aku nggak begitu? Justru akulah yang paling takut Bayu yang akan berpaling dariku, dia akan pergi meninggalkanku selamanya, dan cintanya hilang untukku. Bayu sekarang kerja di salah satu perusahaan asing terkemuka di kota ini, sebagai cowok kalau kita melihatnya dengan kesan pertama, dia adalah cowok yang diimpi-impikan semua cewek, karena Bayu punya segalanya, dengan modal wajah yang tampan, prilaku yang baik, kerja yang mapan, akupun takut dia akan pergi dariku, kalau seandainya ada cewek yang lebih menarik dariku, lebih sederajat dengan dia.

Bayu menggenggam tanganku erat sekali, aku merasakan kenyamanan saat dia memegang tanganku. Aku merasakan cintanya begitu kuat untukku. Saat kami masuk ke sebuah toko buku, Bayu bilang dia akan membelikan aku sebuah buku sastra yang dulu sudah pernah dibacanya dan sekrang dia ingin aku juga membaca buku itu. Setelah Bayu membayar buku tersebut, Bayu langsung menyerahkannya padaku. Aku kaget membaca sinopsisnya, ternyata buku itu berisi tentang kekuatan cinta yang tulus, yang akhirnya terpisahkan oleh maut, dan bagaimana sakitnya hati seorang kekasih saat menghadapi peristiwa kematian itu.

“Bayu, kenapa kamu kasih aku buku kayak gini?”
“Ela, aku pengen banget kamu baca buku ini, karena kalau kamu baca buku ini, kamu bakal lebih mengerti lagi apa itu cinta sejati, kamu akan merasakan betapa sangat berartinya orang yang mencintai kamu, pokoknya ceritanya bagus deh, kamu pasti nggak bakalan nyesal kalau baca buku ini, dan setelah membacanya, aku juga yakin kamu akan semakin sayang sama aku, he-he... he-he ...”
“Ih, kamu!! Ke-GR-an banget sih kamu, masa cuma gara-gara baca buku ini aku bisa semakin sayang sama kamu.”

“Eh, benaran, percaya deh sama aku. Kalau nggak, ntar kamu boleh musuhin aku lagi deh kayak dulu.”
“Bayu!! Kamu ngomong apaan sih, ya udah-udah, aku baca bukunya, kamu kira aku bakalan senang yah kalau kita musuhan lagi.”
Bayu aneh sekali hari ini. Tadi siang dia ngomong yang nggak-nggak di telpon, dan malam ini dia juga menyuruhku membaca buku yang isinya aneh, tentang kematian. Tiba-tiba saja jantungku berdegup kencang, kata kematian terasa terngiang-ngiang di telingaku. Entah kenapa aku semakin ketakutan, takut akan kematian, takut akan kehilangan. Peganganku semakin aku kuatkan ke pinggang Bayu, aku peluk pungungnya dan aku sandarkan wajahku ke sana. Aku merasakan lagi kalau aku bersama Bayu, saat ini mungkin Bayu sedang tersenyum karena dia merasakan cintaku besar untuknya.
Sambil mengenderai motornya, sesekali dia menoleh ke belakang untuk melihatku, Bayu seperti orang yang was-was. Aneh, di sepanjang jalan aku terus kepikiran. Dan akhirnya bunyi keras dan goncangan hebat membuat aku kaget, nggak hanya goncangan, tapi sakit yang luar biasa di kepalaku, aku merasakan pusing serasa dunia ini berputar sangat kencang sekali, penglihatanku kabur, aku berusaha untuk menyadarkan diriku sendiri, apa yang sebenarnya terjadi. Tiba-tiba aku melihat Bayu yang sedang tidur di jalanan, samar-samar aku melihat dia seolah-olah tidur nyenyak, aku merasa mimpi, mana mungkin Bayu tidur di jalan, perasaan baru tadi aku boncengan dengan dia. Aku berjalan mendekati dia, tapi orang-orang yang ramai lebih dulu menghampiri dia, aku semakin kesakitan, aku nggak kuat lagi dan akhirnya yang aku lihat hanya kegelapan.

“Ela, kamu nggak apa-apa sayang, ini Mama.”
Aku pandangi wajah Mama. Dia seperti orang yang ketakutan, aku melihat sekelilingku, tiba-tiba aku baru sadar, selintas kejadian tadi malam teringat lagi olehku.
“Ma, Bayu mana? Dia baik-baik aja kan?”
“Ela, nanti aja, kamu istirahat dulu, kamu masih sakit sayang.”
“Nggak Ma, Ela nggak merasa sakit apa-apa, sekarang Ela mau lihat Bayu, dimana dia Ma?”
“Ela, luka kamu belum kering betul, tadi kamu terus-terusan ngigau kalau kamu ngerasain sakit.”
“Ma, Ela nggak ngerasa sakit, benaran, nggak tau kenapa Ela ngerasa sehat dan kuat Ma, sekarang pokoknya Ela mau ketemu Bayu, pasti saat ini dia butuhin Ela banget.”
“Ela, saat ini Bayu nggak butuh siapa-siapa lagi, dia udah aman Ela, dia udah tenang di sana, sekarang udah bahagia dengan kehidupannya sendiri, ada yang menjaga dia di sana.”
“Apa? Apa Ma, maksud Mama? Mama bohong!! Ela nggak percaya, nggak mungkin, nggak mungkin itu terjadi sama Bayu, dia udah janji Ma nggak akan pernah ninggalin Ela, dia sayang Ela, Ela sayang Bayu Ma .... nggak, nggak mungkin....

Teriakanku membuat semua suster datang ke tempatku, mereka berusaha menenangkanku, tapi aku nggak bisa, air mataku mengalir terus tiada hentinya, salah seorang suster baru saja akan memberiku suntikan penenang, tapi cepat-cepat aku elakkan.
“Tolong jangan suster, saat ini aku nggak butuh itu, aku hanya ingin menangis, aku nggak rela, aku marah sama Bayu, kenapa dia berani pergi ninggalin aku, padahal dulu dia udah janji nggak akan pernah pergi dariku, tapi kenapa Bayu bohong, kenapa sekarang justru dia pergi selamanya, dan aku tau dia nggak akan pernah kembali lagi kan untukku? Kenapa kamu tinggalin aku Bayu?”

“Ela, ini udah takdirnya, waktu Bayu udah habis di dunia, kamu jangan pernah marah sama Bayu sayang. Kamu harus yakin kalau sekarang Bayu udah bahagia di sana.”
“Ma, kenapa justru Bayu, kenapa buka Ela aja yang ada di sana? Ela mau kok Ma, Menggantikan Bayu, karena Ela sayang sama Bayu Ma, atau biarkan Ela untuk bersama dia sekarang, Ela pengen menyusul dia Ma, Ela nggak mau hidup di dunia ini tanpa dia, percuma Ma, percuma kalau nggak ada Bayu di sini, hidup Ela nggak ada arti apa-apa.”

Dengan cepat suster-suster itu memegang seluruh tubuhku, dan sesaat kemudian aku tertidur, di alam mimpi Bayu datang padaku. Dengan pakaian yang serba putih Bayu tersenyum padaku, dia berjalan mendekatiku, dia kelihatan senang sekali, seolah-olah dia mendapatkan kebahagiaan yang baru, yang tiada duanya di dunia, melihat Bayu terus-terusan tersenyum, rasanya aku ingin sekali ikut bersama dia, ikut merasakan kebahagiaan yang dia rasakan saat ini. Aku berusaha memeluknya dan menggenggam tangannya, dia membalas pelukanku, dia mendekapku, kembali aku meerasakan kenyamanan bersamanya, aku merasakan dia memberiku kekuatan, ketegaran, dia membelai rambutku dengan penuh rasa sayang, tapi pelan-pelan dia melepaskanku, dia justru menjauh dariku, semakin jauh, jauh dan hilang dari penglihatanku.

Saat aku sadar, aku menangis lagi, aku bukan menangis karena menahan sakit pada kepalaku, tapi aku menangis karena hatiku yang terasa amat sakit. Sekarang dunia bagiku terasa kelam, hujan nggak hanya membasahi bumi, tapi hujan membasahi kehidupanku, hatiku seolah-olah nggak berhenti menangis, menangisi orang yang telah pergi untuk selama-lamanya, dia nggak akan pernah kembali lagi.

Tiba-tiba mataku tertuju pada buku yang ada di atas meja, aku baru ingat kalau itu adalah buku yang dibelikan Bayu kemarin. Aku buka satu demi satu halaman buku itu, beberapa menit kemudian aku tenggelam dalam ceritanya. Aku menangis membaca buku itu, sekilas aku seolah-olah melihat wajah Bayu tersenyum di langit yang mendung di luar sana.

Entah kenapa sekarang aku kembali merasakan kekuatan itu, kekuatan cinta yang diberikan oleh Bayu, aku merasakan dia ada di dekatku, merangkulku, menenangkanku, aku dapat merasakan cinta dan sayangnya. Bayu, aku sangat mencintai dan menyayangi kamu, aku yakin kamu bahagia di sana, walaupun kamu sudah pergi dari kehidupanku, tapi kamu nggak akan pernah pergi dari hatiku, kamu abadi untukku, Bayu. Aku akan buktikan, kematianmu nggak akan pernah mengakhiri cintaku.***

Cerpen Horor " melihat kematian "

Mei 1999
aku hanya gadis kecil yang ingin menjadi dewasa yang normal. Aku hanya gadis kecil yang tak tahu apa-apa tentang kematian. Apapun itu….. itu sangat menakutkan. Umurku masih 9 tahun dan gue gadis yang cantik, namun ada sesuatu yang aneh dalam diriku. Sesuatu yang sering kulihat namun tak kemengerti. Sesuatu yang selalu membuatku ketakutan setengah mati. Awalnya aku hanya bersikap biasa, bersikap seadanya karena inilah diriku. Namun, tanda-tanda itu ternyata dapat kulihat dan kurasakan. Aku melihat kematian seseorang.Ingin rasanya aku menceritakan kisahku terdahulu.
Namun, itu sangat mengerikan. Aku bahkan tak mau mengungingatnya. Mengingat semua kejadian yang kini membuat diriku merasa aneh. Saat aku ingin membuang serpihan-serpihan kenangan itu, itu justru membuat kenangan itu semakin tebal dan tak dapat kuhapus. Kejadian dimana semua keluargaku dibantai habis-habisan, sampai tak tersisa satu orangpun hanya aku yang masih berumur 8 tahun. Kejadian itu membuatku depresi selama dua tahun. Hampir suatu waktu aku ingin terjun dari gedung lantai 4 dan kemudian mati!. Tapi saat aku akan melakukannya, pasti ada sesorang yang menghalangiku.Pernah suatu hal aku sedang menaiki tangga yang cukup tinggi, ekspresiku datar dan mungkin terlihat muram dan pasrah. Sesorang melewatiku dan dia berhenti kemudian menatapku aneh. Tanpa kusadari dia mengikutiku dan mengamatiku. Kini aku sudah di atap gedung lantai 3, aku melangkah ketepi dan siap untuk menerjunkan tubuh ini. fikiranku kosong, yang aku fikirkan adalah lepas dari depresiku dan membuang semua kenanganku. Namun, saat setengah kucondongkan tubuh ini sebuah tangan melingkari pinggangku dan menarikku ketengah. dia adalah sesorang yang melewatiku saat ditangga tadi, sosok cowok yang menurutku dia juga sedang depresi, wajahnya muram tapi berseri-seri, rambut yang acak-acakan dan hanya mengenakan baju putih ipis dan celana jins. Dia menatapku tajam penuh dengan kemarahan. Banyak kata-kata yang dia keluarkan namun tak kumengerti. Aku menutup mataku dan membukanya dengan pelan, tiba-tiba tatapanku kosong dan gelap dan sedetik kemudian semuanya terang seperti normal. Kukira!. Tetapi tidak normal yang aku fikirkan, waktu berjalan sangat pelan dan lamban. Benar-benar lambat, bahkan aku bisa melihat sosok cowok dihadapanku dangan jelas, hidungnya yang mancung, matanya yang penuh dengan kemarahan. Aku bisa melihatnya dengan jelas. Aku menatap kearah bawa gedung, ada Bis yang menurutku aneh. Bis itu besar penuh dengan gambar bunga, sepertinya bis itu adalah bis luar kota.Tiba-tiba semuanya hilang, waktu berjalan dengan normal kembali, dan bi situ juga lenyap seketika. Cowok dihadapanku yang kira-kira lebih tua 4 tahun dariku berhenti mengoceh, mungkin sudah sadar bahwa dari tadi aku tak mendengarkannya. Dia menarik lenganku dan pergi dari atap gedung. Gedung itu adalah salah satu mall di kota Bandung, saat itu mall itu sepi dan ada kabar burung bahwa mall itu akan ditutup karena bangkrut. Hanya butuh lima belas menit saja aku dan cowok itu sudah ada di lantai dasar. Dan saat mau menyebrang, aku menghentikan langkahku. Cowok itu menatapku lagi, dan terus menarik lenganku, tapi aku tetap menolaknya. “ayolah!” ucap cowok itu, “jalanan sepi” sambungnya. Aku terrenyak kaget, mataku melihat banyak kendaraan yang lewat bahkan banyak, tapi dia tidak melihatnya?. Waktu itu aku aku seakan menjadi gila, gila sungguhan. Depresiku ternyata sudah parah dan tak dapat di sembuhnkan. Cowok itu meninggalkanku yang lemah dan rapuh untuk mengambil motor yang terparkir disebrang.Aku melihat bis itu, bis yang sudah kulihat sebelumnya, bagroud gambar bunga. Bis itu melaju dengan cepat. Dan waktu bersamaan cowok itu menyebrang.BRAK!!Aku yang terduduk lemah terenyah kaget, bola mataku berputar untuk melihat dengan jelas dan semuanya ini benar terjadi atau hanya ilusi yang membuatku semakin gila. Sekurumunan orang-orang berlari kearah cowok yang terlempar beberapa meter dengan penuh darah pada tubunya. Dan Bis itu sudah tak terlihat, bis itu melariakan diri. Dan kalau benar ini sungguhan bukan ilusi ku maka kecelakaan ini adalah tabrak lagi. tapi aku belum percaya ini sungguhan.
Tapi semua itu memang sunggguhan, cowok itu meninggal saat itu juga. Darah yang mengalir deras dari tubuhnya berserakan di aspal jalan. Bahkan aku belum tau namanya.Setelah itu, aku baru menyadari. Kalau aku bisa melihat kematian. Hal itu sudah dari dulu dan tertanam di ditubuhku. Semuanya suram untukku, aku bahkan masih kecil. kematian seluruh keluargaku sudah kulihat sebelumnya, tapi tak sedikitpun aku menceritakannya pada mereka dan membiarkan mereka terbunuh. Semua yang ada didekatku pasti akan mati!.
14 september 2010. 23.00Ruangan yang cukup besar untuk sebuah ruang keluarga. Mernak-mernik yang menghiasi meja dan dinding menjadikan suasana begitu indah dan nyaman. Lantai yang bersih dan harum seakan berseduh di taman yang penuh dengan bunga. TV di meja yang agak besar kini sedang menayangkan sebuah fil horror yang membuat ketegangan para penonton. Lampu yang di sengaja di padamkan membuat Susana begitu menyeramkan ditambah lagi suara-suara yang bersumber dari film itu. Dani, Arin, Faiz dan aku sengaja di undang Sely untuk menginap di rumahnyanya. Kami bersahabat cukup lama, hari ini orang tua Sely pergi keluar kota untuk mengatasi masalah pekerjaan yang harus diselesaikan secepatnya. Sely paling penakut diantara kita. Walau sebenarnya kita juga penakut, apalagi denganku.“aaargggghhhhh……!!” teriak semua saat melihat penampakan yang menyeramkan yang dipamparkan di film. Film yang kami tonton adalaah film yang sangat menyeramkan. Bulu kudu kami mungkin berdiri semua dan ketegangan untuk menonton film. Selalu seperti itu, selalu terdengar teriakan saat penampakann di film terlihat. Dan saat bersamaan suara tawa yang kecil pun terdengar, suara yang begitu lirih dan sulit untuk didengarkan dengan jelas.“guys kalian dengar sesuatu?” tanyaku pada semuanya. Dani, Arin, Faiz dan Sely menoleh padaku dan terlihat binggung sebenarnya sedikit marah gara-gara diganggu saat nonton.“mendengar teriakan nyaring? Ya. Gue dengar.” Komentar Dani dengan nada kentusnya. Dan semuanya menyutujui pendapat Dani dengan mengangukan kepala.“bukan… bukan teriakan, tapi semacam…” aku ragu mengatakannya, tapi aku tetap mengatakannya.”… tawa!”. Semuanya terlihat lebih binggung dari sebelumnya, ketakutanpun muncul perlahan-lahan. “lo apa-apaan sih Vit. Ngeri tahu. Udah ah paling mungkin tawa dari filmnya!” ketus Arin. “gue nggak yakin, karena tawa itu selalu terdengar ketika kita berteriak, dan nggak mungkin dari film, karena tawa itu juga tidak terdengar jelas, seperi jauh jaraknya.” Sambungku. “Vita, jangan bikin suasana tambah menyeramkan karena ini sudah benar-benar menyeramkan, kau tahu!” sela Faiz.“gue tahu.. tapi..!”. “udah donk, jangan dibahas lagi, mungkin Vita salah denger sesuatu karena terhanyut dengan cerita film nya.” Potong Sely yang sudah ketakutan.Aku melihat wajah mereka hanya dengan penyinaran dari TV. Raut wajah mereka benar-benar ketakutan, aku memutuskan untuk tidak membahasnya lagil. Aku sudah melewati masa-masa pubertasku dengan cukup tenang, aku sudah melupakan depresiku yang terdahulu. Itu semua karena kehadiarn sahabatku yang memberikan semangatku untuk melanjutkan hidup yang penuh dengan keindahan. Walau aku tahu tidak banyak keindahan yang kuterima sebanding dengan ketakutan yang selalu menyelimutiku. Namun, rasa itu perlahan-lahan menipis dan aku tetap melanjutkan hidupku dengn caraku. cara yang normal. Aku menyadari akan hal itu, kematian yang dapat kulihat adalah kematian dari sesorang yang dekat denganku, selama orang-orang didekatku tidak akan mengalami bahaya, maka aku tidak akan melihat sesuatu yang ingin tak kulihat. Umurku hampir 20 tahun, dan aku tahu apa yang akan kulakukan.“Vit, anterin gue ke toilet yuk!” ajak Arin.“kenapa nggak Sely ajah, kan dia tuan rumahnya”,“loe kan tahu sendiri kalo Sely penakut, ayolah. Kebelet banget nie. Nggak mungkin gue ajak Dani atau Faiz, ntar yang dapet malah ngintipin gue, mau yah!” bujuk Arin. Aku mengangguk kecil dan Arin langsung menarik lenganku. Kami menuju toilet, tanpa meminta bantuan Sely karena kita udah kenal dengan rumah sebesar ini,kita udah sering main disini.“gue tunggu diluar ajah. Cepetan!” kataku. Dan Arin buru-buru masuk ke toilet.Semenit lebih Arin belum keluar. Suara-suara aneh terdengar jelas di telingaku. Aku yang mulanya memejamkan mata untuk menunggu ARin, kini membuka mata. Seperti suara orang-orang bertahlil. Setahuku semuanya masih didepan Tv dengan film horornya. Dan nggak ada orang lain lagi dirumah ini. itu kenapa Sely meminta kita untuk menginap. Aku melangkah dan mencari sumber suara itu. aku berhenti tepat di depan kamar, suara itu jelas terdengar di dalamnya. Tubuhku bergetar hebat, tanganku yang bergetar perlahan membuka pintu kamar. Sedetik kemudian kamar itu membuka.Banyak orang yang menghadiri. Posisi mereka melingkar dan ditengah terdapat sosok yang diselimuti oleh kain putih. aku kaget dan takut setengah mati ketika aku menyadari bahwa mereka mengitari sosok mayat. Tubuhku benar-benar bergetar hebat dan bulu kuduku merinding. Aku melihat orang tua Sely juga ada diantara orang-orang, mereka menangis, ada juga orang tua Arin, Faiz dan Dani. Sosok tubuh yang terselimuti kain putih ada 4. aku mendekati meskipun aku takut, hal itu akan terjadi lagi. tapi itu selalu terjadi dikehidupanku dan sampai kapanpun akan ada dihidupku. Aku mendekati, namun kerumunan orang-orang tidak menyadari keberadaanku. Aku mengamati mereka yang tergeletak tak bernyawa, dan berharap itu bukan orang yang kukenal walaupun presentasrinya sangat kecil bahkan 0%. Tiba-tiba datang seorang yang bertubh besar, itu paman Sely. Aku hanya berdiri terdiam. Paman Sely membuka kain putih dan mengcup kening satu persatu. Dan aku melihat wajahnya. Wajah yang ku kenal. Jantungku berdetak sangat cepat seakan ingin meledak. Aku tidak percaya ini akan terjadi. Sely, Arin, Faiz dan Dani akan mati!.“aaarrrggghhh….!”“Vita, lo baik-baik saja!” suara Arin mengagetkanku. Aku menoleh padanya yang ada diambang pintu, ternyata aku ada didalam kamar. “.. ngapain lo dikamar orang tua Sely. Gue nyariin lo. Ternyata lo malah disini.”Aku menatap Arin dan kemudian menatap semua yang ada dihadapanku. Nggak ada. Hanya ranjang dan meja kamar. Ini memang kamar orang tua Sely, semua yang aku lihat tadi tiba-tiba lenyap ta berbekas.“Vita, lo baik-baik saja kan?” Tanya Arin cemas yang hanya melihatku terdiam membisu dan menatap kosong dihadapanku, dia melangkah kearahku dan kini ada disampingku. “Vita, lo bikin gue takut!”“lo akan mati!” ucapku spontan.“vita, lo bicara apa?” Arin yang mulai takut dan cemas. Sedetik kemudian. Dani, faiz dan Sely datang, mungkin karena teriakan ku yang terlalu keras.“ada apa? Apa yang terjadi?” Tanya Dani, Faiz dan Sely bebarengan.“lo akan mati. Lo semua akan mati!” seruku. Semua terlihat binggung dan juga takut.“lo ngomong apa sih. lo mau kita semua mati. Ha!” teriak Dani sewot.aku hanya terdiam dan juga ketakutan.“vita, lo tuh kenapa sih.. aneh tahu, jangan bercanda deh!” comentar Faiz.“gue nggak bercanda, lo semua akan mati.!” Seruku yang kini menatap mereka dengan mata yang berkaca-kaca.“Vita, lo nakuti gue!” ucap Sely lirih. Wajahnya memang penuh dengan ketakutan.“mati! Bullshit!” Maki Dani yang memukul pintu dengan kepalan tangannya. Semuanya terdiam, Dani juga sedang mengendalikan emosinya. Sely dan Arin pelukan karena takut. Dan aku hanya terdiam dengan tubuh yang begetar. “ok. Sekarang kita lebih baik tidur. Jangan mikiri hal-hal yang aneh lagi. gue nggak mau denger.ngerti. dan lo Vita, jangan omongi kematian lagi!” seru Dani yang kini menatapku dengan kemarahannya.“gimana kalo semua yang gue lihat itu bener, kalian akan mati malam ini!” teriakku. Aku tidak bisa menahan dan menyembunyikan semua ini. aku tidak mau peristiwa keluargaku terulang lagi. dimana aku sudah melihat kematian mereka, namun aku tak memberitahu mereka. “gue nggak mau itu terjadi lagi, gue nggak mau itu terulang lagi, please percaya dengan sama gue” mohonku. Namun, semuanya tidak percaya. Bahkan mendengarkan penjelasanku pun tidak. Kini mereka menuju kamar masing-masing.Aku tidak bisa tidur sedikitpun, kalau benar itu akan terjadi. Berarti malam ini semuanya akan terbunuh atau mati. Satu yang masih kufikirkan, bagaimana bisa Cuma mereka yang mati malam ini kenapa namaku juga tidak tercantum, kenapa aku juga tidak mati bersama mereka. aku menoleh pada Sely dan Arin yang sudah tertidur pulas disampingku. Lampu memang sengaja dipadamkan dan kegelapan menyelimuti kami semua.Brkk!“siapa itu?” tanyaku. Suara-suara gemuruh bersumber dari lemari kamar Sely. Aku tidak bisa melihatnya karena gelap, namun suara aneh seperti buku yang jatuh tetap terdengar dari almari itu.Tok..tok!Aku kaget dan menoleh ke pintu saat ketokan pintu juga terdengar. Aku beranjak dari tempat tidur dan perlahan mendekati pintu. Langkahku sangat tipis dan pelan. Butuh waktu dua menit untuk sampai di ambang pintu yang jaraknya hanya lima meter dari tempat tidur. “siapa?” tanyaku disela-sela ketakutan. Namun nggak ada jawaban, justru ketokan pintu tetap terdengar. Perlahan aku membuka pintu.Klek! Pintu terbuka, dan aku mengintip siapa yang ada diluar. Tapi nggak ada siapa-siapa dibalik pintu. Aku menyipitkan mata untuk melihat dari sela kegelapan karena nggak ada cahaya sedikitkpun. Namun, tetap nggak ada siapa-siapa. Tiba-tiba banyangan hitam melintas dengan cepat tapi aku masih bisa melihatnya. Jantungku berdetak kencang. Aku membanting pinti dan menguncinya lagi dengan ketakutan dan aku berlari ke tempat tidur.Tok..tokBelum sempat menghilangkan ketakutan. Kekagetanku muncul lagi. suara pintu terdengar lagi. lebih keras dan lebih nyaring. Aku tetap nggak mau membuka pintu itu lagi, karena pasti yang aku dapati hanya kekosongan. Tubuhku masih bergetar. Dan riup-riup Arin dan Sely bangun.Tok.. tok. “Rin, Sel, Vit bangun!” seru sesorang dari balik pintu. Saat itu aku sadar bahwa yang mengedor pintu adalah Faiz dan Dani. Aku beranjakdari tempat tidur dan cepat membuka pintu.“kita harus pergi!” seru Dani. Wajahnya kusut dan nafasnya gos-gosan.“ada apa sih” seru Arin yang sedang duduk di tempat tidur.“kita harus pergi sekarang, ada yang tidak beres di rumah ini, tadi Faiz melihat ada sesorang yang sedang mengincar rumah ini” ucap Dani. “kita harus pergi atau harus sembunyi!” lanjutnya.Sely dan Arin bangun dan beranjak dari tempat tidur menuju ambang pintu. Tapi Dani dan Faiz mendorong dan masuk ke kamar. Kemudian mengunci pintu. Sely meraih stop kontak dan sedetik kemudian lampu menyalah.“jangan!” seru Dani yang juga meraih stop kontak dan memadamkan lampu.”lebih baik gelap, agar tidak mencolok seseorang yang diluar”. Kini kamar ini dalam keadaan gelap, nggak ada cahaya sedikitpun. “sekarang apa rencana kita, kita pergi dari sini atau kita sembunyi!” sambungnya, nadanya serius jadi kami semua percaya.l“gue nggak mau pergi.. gue takut” ucap Sely lirih.“bener kata Sely, kita lebih baik disini!” Arin sepedapat.“gimana kalo orang itu membawa senjata? Gimana kalo apa yang gue lihat bener dan akan terjadi bahwa….. kita akan mati malam ini!” seruku.“Vita diam! Jangan memperburuk keadaan. Dan jangan mengungkit soal kematian lagi, lo nggak lihat! Kita semua ketakutan setengah mati” seru Dani marah. aku hanya terdiam tidak membalas karena benar kata Dani, itu akan memperburuk keadaan. “kita kembali kerencana!” ucap Dani kemudian.“kita sembunyi dan pura-pura nggak ada disini!” komentar Arin.“gue milih lebih baik pergi dari sini!” balas Faiz.“kalo kita milih pergi dari sini berarti kita mengorbankan rumah Sely!” ucap Dani, yang secara langsung menolak usulan Faiz.“kalo jika kita disni, apa lo menjamin tidak mengorbankan rumah ini. karena kita akan sembunyi bukan?. gue sependapat sama Faiz, lebih baik kalian pergi semua dari sini. Karena jika kalian disini kemungkinan besar mereka akan menemukan kita. Biar gue yang jaga disini” selaku.“Vit, gue memang marah dengan lo. Tapi gue nggak mungkin ninggalin lo sendirian disini. Jika kita milih pergi maka kita pergi semua.” Ucap Dani.“nggak. Kalian yang pergi dari sini. Gue nggak apa-apa disini, dan kalian jangan khawatir dengan ku” ucapku.“gue tetep nggak setuju. Kalo kita milih pergi. Kita akan pergi bersama-sama.” Dani tetep ngotot.“Dan, dengerin gue. Gue Cuma nggak mau apa yang gue lihat akan terjadi. Gue tahu kalo kita semua ketakutan. Apa lo juga nggak mikir dengan gue. Gue yang lebih takut. Gue takut semua yang gue lihat tentang kematian kalian akan terjadi. Gue nggak mau itu terjadi. Lebih baik gue yang mati dari pada kalian. Kalian sahabat-sahabat gue dan gue nggak mau kehilangan kalian..” ucapku dengan air mata yang nggak bisa tertahan lagi. Dani memelukku dan disusul yang lain. “gue mau kalian pergi dari sini. Gue akan tetap disini menjaga rumah ini” ucapku. Kemudian dani melepaskan pelukannya.“gue nggak mau ninggalin lo! Nggak! Karna gue sayang sama lo” ucap Dani yang memegang tanganku.Aku tertawa lirih, dan yang lainnya juga.“gila lo Dan. Dalam kondisi gini, lo masih ajah bisa nembak cewek!” komentar Faiz dengan nada mengejek.“gue nggak mau tahu dalam kondisi apa. Gue nggak mau ngerelain cewek secantik Vita sama orang lain. Apalagi kalo seandainya bener gue akan mati secepetnya. Gue nggak mau tetap memendam perasaan ini” ucap Dani. Sekarang dia enteng mengatakan ‘mati’.“gue juga sayang sama lo Dan, dan gue juga nggak mau kehilangan lo. Gue akan tetep disini. Dan kalian pergi dari sini sebelum terlambat. Gue bisa jaga diri disini. Kalo ada sesuatu gue janji gue akan pergi dan menyelamatkan diri.”“ok kalo itu mau lo!” ucap Dani. Kini melepaskan tangannku dan membuka pintu. Disusul Faiz, Arin dan Sely dibelakangnya. Aku mengikuti mereka. kami melangkah perlahan-lahan agar tidak menibulkan suara. Beberapa menit kemudian kita sudah di teras belakang. Ada mobil disana yang memang diparkirkan Dani saat kesini. Dani, Faiz, Arin dan Sely terlihat masuk ke mobil. Aku mendekati Faiz yang ada diposisi depan nyetir.“Faiz apa yang lo lihat tadi. Apa bener lo lihat seseorang diluar?” tanyaku.“gue nggak tahu pasti. Yang gue lihat hanya banyangan hitam dan jumlah mereka juga nggak satu mungkin dua atau tiga. Itu yang gue lihat” Jawabnya dengan nada takut.“nggak satu? Ulangku. “oh.. ya udah cepat pergi sekarang.” pintahku. Butuh beberpa detik, mobil itu kini melaju dengan cepat. Dan aku juga harus melakukan tugasku disini.Aku kaget ketika melihat seseorang diambang pintu teras. Aku mendekatinya pelan. “apa yang lo lakukan disini, seharusnya lo pergi bersama mereka!” marahku.“dan membiarkan lo disini sendiri? Nggak akan pernah gue lakukan!” balas Dani. Padahal gue jelas-jelas melihat dia masuk kemobil. Dia pasti merencanakan agar gue akan berfikir demikian, dan kemudian dia turun dan tidak ikut dengan yang lain. Dani menarik lenganku dan menyuruhku masuk. kemudian dia menguncii semua pintu dan memastikan nggak akan ada yang dapat masuk.aku melihat kamar orang tua Sely masih terbuka. Kemudian aku menghampirinya. Saat tiba didepan kamar itu. aku melihatnya lagi. orang-orang yang melingar dengan membacakan tahlil dan sosok tubuh tak berdaya yang tergeletak. Namun yang aku lihat hanya 3. Hanya tiga sosok tubuh yang berbaring. Aku kaget dan menyadari satu hal. Tubuhu bergetar lagi sangking takutnya.“Vita!” panggil Dani yang jaraknya sepuluh meter dariku. Dia memang sedang mengunci kamar lain. Aku menoleh padanya. Dan kemudian menoleh lagi pada kamar orang tua Sely. Namun, nggak ada yang dapat aku lihat. Hanya kosong. Cepat-cepat aku menutup pintu dan menguncinya dari luar. Dan kemudian lari kearah Dani.“kita harus menyusul mereka!” ucapu saat sudah disamping Dani.“kenapa?” tanyanya yang binggung.“aku nggak bisa jelasin sekarang. merea dalam bahaya. Merekalah yang mati. Seharusnya aku tidak mengusulkan untuk mereka keluar dari rumah ini”seruku.Kami berlari menuju teras. Dan kemudian menuju halaman depan. Saat dijalan. Kami tidak melihat mobil yang dinaiki Faiz dan yang lain. Hari memang sudah larut mungkin jam sudah menunjukan jam 1 malam. Disemak-semak ada sesuatu yang bergerak. Dani yang melihatnya.“kita harus pergi, masuk sekarang” teriak Dani yang menarik lenganku dengan erat dan kemudian menuju teras. Aku menoleh kebelakang. Dan ternyata bayangan yang mengejar kami. Dani dengan cepat menarikku masuk ke rumah dan bayangan itu kemudian lenyap. Aku dan Dani sudah didalam rumah. Dani mengunci pintu dan aku hanya bisa terduduk lemah. Nafas kami terengah-engah.Baru kali ini apa yang aku lihat berubah. Sosok tubuh yang berbaring yang tadinya empat ini menjadi tiga, saat tanpa kusadari ternyata Dani tinggal. Ini seperti permainan fikiran. Dan aku yang memainkan fikiranku sendiri. Tetapi semua ini sudah ada dalam diriku, pasti aku bisa menghentikan semua ini.“nggak, aku pasti bisa mengalihakan fikiranku sendiri. dan maka kematian itu juga bisa dialihkan seperti yang sudah terjadi sebelumnya. Saat aku tidak menyadari bahwa Dani tidak ikut dengan Faiz dan lainnya melainan tinggal disini bersamaku.”“apa yang lo bicarakan, gue nggak ngerti sama sekali?”. Aku beranjak dari dudukku tanpa memperdulikan pertanyaan Dani. Kemudian aku melangkah ke dapur. Dani mengikutiku dibelakang. Aku mengambil pisau dan memengangnya dengan erat. Dani melihatnya.“apa yang akan lo lakukan dengan pisau itu, Vita?” Tanya Dani binggung dan juga cemas.“pengalihkan perhatian kematian!” jawabku yang langsung mengoreskannya ke pergelangan. Darah mengucur hebat dari pergelangan tanganku.“lo gila, apa yang lo lakukan!” teriak Dani yang kemudian lari kearahku.“gue mati, dan kalian akan hidup semua!” ucapku. Dani memengagi tubuhku yang lemas. Dan kami terduduk.“gue nggak akan pernah membiarkan lo mati! Lebih baik gue yang mati dari pada melihat lo menderita Vita!” ucap Dani. Dan itu sedikit menghiburku. Dani melepaskan kaosnya dan kemudian membalutkan ke pergelangan tanganku. Namun itu tidak membantu banyak, darah masih keluar dari pergelangan tanganku. “Vita lo harua bertahan. Gue akan bawa lo ke rumah sakit” ucap Dani yang kemudian mengendongku. Tubuhku lemas dan terasa dinggin.Dani tetap semangat dan terus melangkah. Dia setengah berlari dihalaman Rumah. Tapi tiba-tiba kakinya terasa ditarik dan kemudian terjatuh. Aku pun terjatuh dari pelukannya. Aku berusaha membuka mataku dan tetap bertahan, tubuhku terbaring lemas sudah banyak darah yang keluar dari tubuhku hingga berdiripun tak dapat kulakukan. Bayangan hitamlah yang menarik kaki Dani, namun dengan gesit Dani menancapkan pisau yang kugunakan untuk mengiris pergelangan tanganku kearahnya. Sedetik kemudian dia lenyyap. Dani berlari menuju kearahu dan mengendonhku lagi. dia menuju motor yang terparkir di halaman dpan milik Faiz.Awan-awan jingga mulai Nampak dilangit walau awan gelap masih mendominasi. Perkiraan jam sudah menunjukan jam 4 pagi. semalaman kami tidak tidur hanya untuk meloloskan kematian. Sudah beberapa kilometer Dani mengendarai motornya. Aku hanya bisa memeluknya pasrah karena tubuh ini tak bisa digerakan. Tiba-tiba motor yang dikendarai Dani berhenti. Di mataku remang-remang aku masih bisa melihat mobil merah milik Dani yang menabrak pohon besar. Dengan menahan kesakitan kakinya tadi mengendongku dan berjalan kearah mobil itu. Dani meletakanku disebelah mobil dan dia membuka pintu mobil. Beberapa menit kemudian Faiz, Arin, dan Sely ternbangun dari pingsannya dan kemudian keluar dari mobil. Luka-luka mereka tampak di kepala dann kaki, tetapi lebih parah luka yang sudah kusebabkan sediri di pergelangan tanganku.“oohhh… apa yang terjadi dengan Vita?” Tanya Faiz pada Dani ketika melihatku tergeletak disebelah mobil. Dani tidak menjawab langsung dia meraihku dan mengendongku.“kita harus pergi sekarang dan mengantarannya kerumah sakit” ucap dani dengan nada cemas. “gue nggak mau terjadi apa-apa dengannya!”Belum sempat semua kegagetan ini memudar. Tiba-tiba bayangan hitam mengmpiri kami. Dia mendekat dan membuat kami mundur. Dia mirip dengan pencambut nyawa dengan pisau yang sangat besar yyang dipegangnya bahkan pisau itu lebih besar dari pada tubuhnya yang hanya tertutup oleh kegelapan dan hitam, wajahnya tak terlihat entah dengan apa dia menutupi sampai-sampai tak terlihat apapun. Dia terus mendekat dan siap untuk menebas kepala kami semua dengan sekaili tebas. Kemudian dia mendayungkan pisaunya yang besar degan tegas.“aaaarrrrrggghhhh!”Cahaya matahari pagi menyinari disela-sela kesejukannya. Tidak segan-segan menyinari kami. Dan tba-tiba bayangan hitam itu menghilang, lenyap.Aku masih tergeletak lemas di pelukan Dani. Namun, nada senang dan lega terdengar disela-sela katkutan yang kini mulai redup. Nafasku mulai berat seakan ada yang mecekik leherku, aku sudah mulai sulit bernafas.“kita harus kerumah sakit sekarang!” seru Dani. Yang kemudian cepat masuk kemobil dan disusul semuanya. Mobil melaju dengan cepat menuju rumah sakit.
Ini semua adalah permanan fikiranku. Kematian yang ku lihat selama ini adalah hal yang kufiirkan sendiri. Kami selamat dan lolos dari maut yang hampir melenyapkan impian-impian kami. namun, Kita tidak akan dapat lolos dari kematian kami. Karena kematian dan malaikan pencabut nyawa memang ada. Walaupun berlari sejauh mungkin, tetap tak akan menunda ataupun lari dari kematian. Kematian akan menjembut kita sewaktu-waktu!

Cerpen Horor " siapa itu cindy ?

Sindi Takkan kemana

by:pecolovers

~cerpen Horor~

maaf yah kalo menurut kalian ga nyambung
~DEEENG~
Aku masih duduk dimeja belajar tidak ada yang kulakukan paling..cuma mikir kapan bisa pergi main sama temen-temen.Wajar..akhir-akhir ini aku jarang bermain sama temen-temen karena mamaku ingin aku bisa masuk SMP terfavorit dikota Bandung tapi aku sih..cuma ingin lulus aja selanjutnya Allah yang akan mengatur."Nira..!sampai kapan kamu malas-malasan?ayo belajar!" iya.. cuma itu yang aku bisa katakan.aku bosan setengah mati hingga tiba-tiba muncul sms dari hpku yang berbunyi:"Nira..ini Papa..minggu depan kita udah bisa Pindah keJakarta!"Pindah?kapan aku mainnya?

***

Seminggu kemudian aku udah pindah keJakarta lagi katanya supaya aku semangat belajar..aku mengingat 3Sahabatku Linda,Fitri,Sonia.Untung saja temanku memberikanku foto kenang-kenangan aku memandanginya disana ada:Tika,Ita,Fitri,Sonia,gina dan....haah siapa itu?rasanya aku ga kenal sama sekali tapi..ko rasanya dia akrab ya?perasaan ga ada murid baru deh?tapi lupakan saja toh aku ga kenal juga....huuuuaaah ko penasaran banget sih?dia siapa?gaya rambutnya aneh dikuncir dua agak naik tatapan matanya juga.....dia siapa?dia siapa? Aku langsung mengambil hp-ku yang ada dikantong celana langsung saja aku sms temenku Sonia tentang foto kenang-kenangan itu.Semenit kemudian ada balesannya katanya Sonia ga kenal juga sama orang misterius itu.

***

Sebentar lagi mau nyampe Jakarta.Istirahat dulu ah....Beli minum?makan? ayo.Waktu aku mau ke Warung aku ga sengaja nabrak seseorang waktu aku liat mukanya dia...dia...kan?kamu anak misterius itu tanyaku dalam hati aku masih ga percaya bukannya dia yang difoto itu dengan rambut dikuncir dua agak naik bajunya sama mukanya sepatu,assesoris tangan.Dalam sekejap aku langsung pingsan.

***

"Nira..bangun..Nir?" enggh..ini dimana tanyaku sambil melihat sekelilingku.Syukurlah mama,papa ada disana lho?ko temen-temenku juga ada? "Nir..tadi kamu Pingsan gara-gara kena bola ampe berdarah waktu jam Eskul basket.Sekarang kamu ada diUKS.Haah UKS?mama,papa gimana?Linda kenapa? "mama?papa?disini cuma ada aku,Sonia sama Gina?kamu kenapa?jangan-jangan amnesia?" apaan sih aku kan tadi mau pergi ke.....haaah?waktu kau liat pakaianku aku sedang mengenakan baju olahraga bukannya kaos dan jeans wah tambah bingung aku ini..oh iya foto itu!!aku mencoba mencarinya diTasku dann...tereeng~ ketemu.Lin,kamu kenal anak ini ga? "haah?mana?oh itu anak itu namanya Sindi dia sekelas sama kita" sekelas?terus kenapa lagi Lin? "Waktu kelas 6 dia kan ikutan Eskul basket waktu itu kamu ga tau da belum ikutan.Dia tu dikerjain sama temennya namanya Evita,terus..terus..dia..ahhhk ngeri pokoknya." Evita?dia anak cewe berandal itu khan?terus yang tau rahasia itu siapa aja? "aku,kamu dan Evita!!!" Lin?kok kamu jadi pucat gitu?Linda?kamu kenapa? "Karena kamu sudah tau semuanya!!" angin dateng begitu kencang aku,sonia dan gina mencoba melarikan diri tapi terlambat kenapa tiba-tiba Linda jadi aneh? "Sekarang kubur aku dihalaman belakang sekolah ini!!jika kamu ingin melihat semuanya!!" kami bertiga sih ngikutin apa instruksi Linda daan yang lebih sial lagi sekolah udah sepi jadi,tau deh aku cuma berdoa aja.Sonia dan gina mulai menggali lubang.terus Linda melompat dan jatuh kelubang itu terus aku kubur deh.

***

Besok paginya aku baru sadar kalo selama ini itu cuma mimpi apalagi tentang Linda dan Pindah keJakarta itu!! "anak-anaksekalian kita baru saja mendapat berita duka cita bahwa teman kalian yang bernama Sindi Alia Nur Melinda telah meninggal dunia.Tapi yang ironisnya teman kalian baru ditemukan dihalaman belakang sekolah.Kata kepolisian Sindi sudah berada disana selama 6bulan.Inalilahiwainailaihirojiun."
"INALILLAHIWAINAILAIHIROJIUN"
aku turt berduka banget ternyata sahabatku Linda adalah Sindi nah pertanyaan yang masih ada dihatiu "SINDI ITU SIAPA?DAN KENAPA DIA NYAMAR JADI LINDA KENAPA DIA BISA MENINGGAL NAH LHO?"

~selesai~

Cerpen horor " suara kuntil di dalam kelas '

namaku cindy ,waktu aku kls 4 SD aku dan teman-temanku ribut sekali lalu aku mendengar suara anak cewek nagis di bangku kosong lalu aku bercerita kapada teman-teman ku,tetapi teman-teman ku tidak percaya.''yasudah'' kataku heran. setelah selesai ribut kita semua diam mengerjakan soal,lalu aku mendengar lagi suara itu dan teman-temanku pun mendengarnya,dan KM dikelas aku namanya ANDRE dia bertanya suara apa itu???? lalu aku menjawab "kan aku udah bilang ada suara cewek nagis,kalian aja gak percaya"langsung kita semua lari ke luar kelas,berbicara kepada wali kelas kita, lalu kita diam sejenak supaya wali kelas kita mendengarnya dan ternyata wali kelas kita mendengarnya sama seperti aku dan teman-temanku di dalam kelas dan menyebalkannya wali kelas ku keluar kita malah ditinggal..yaudah kita baca baca doa aja sesuai kepercayaan masing masing.
setelah kenaikan kelas 5 SD sudah lumayan lama kira-kira 3 bulan aku main main lagi seperti kelas 4 dulu setelah capek aku dan teman-temanku diam kita mendengar lagi suara kuntil di kelas dan kebetulan kelas kita sama dari kelas 4,lalu KM kita ANDRE juga melihat ada cewek duduk di bangku kosong dan tidak salah lagi itu KUNTIL ANAK si andre pun bilang ketemen-temen lalu kita langsung ribut karena ketakutan,dan si KM pun menyuruh kita tenang,setelah kita tenang suara itu pun muncul lagi,tetapi kita antepi, setelah semua kita pun pulang dan tidak ada suara itu lagi......

Cerpen Horor " Merpati Misterius '

maaf ya kalau berantakan
semoga kalian suka

Hari terburuk dalam sejarah kami
Hari yang tak pernah kami inginkan
Tapi akhirnya Hari itu datang juga

“Dia sakit radang otak ,aku kemarin ke rumahnya tapi dia menolak untuk bertemu denganku,kata kakaknya ia sedang ingin sendiri dulu.”
Alvin menjelaskan hal ini padaku dengan hati-hati. Ia tak mau aku kaget.
Tapi gagal , aku sangat kaget. Aku tak tau kalau Rio mengidap Radang otak,
Ya Tuhan mengapa hal ini menimpa Rio? Mengapa penyakit ini menipa seorang sahabat kami yang baik , penuh cinta dan peduli seperti dia? Mengapa Tuhan?
Pertanyaan it mulai membentur di kepalaku , sungguh tak pecaya rasanya.

Berita ini mejelaskan tentang tinkah laku Rio yg aneh belakangan ini.Dia tidak mau betemu maupun berbicara denganku..Aku mengira bhwa ini karena cekcock di antara kami waktu itu.Aku tak perah berpikir tentang hal ini.Bagaimana bisa ia tak pernah memberitahu kami tentang apa yang terjadi.
Kami berlima Rio,Alvin,Deva,Ozy,dan aku adalah sahabat sejak kecil.
Kami melakukan sesuatu yang konyol, Kami bahkan sepeti saudara, bahkan persahabatan kai adalah sgalanya.Kami tak terpisahkan.

“Kka… kka… cakka kamu masih disitu kan?”Tanya Alvin.Suaranya menyadarkanku kembali.
“iya iya aku masih disini”jawabku.
Lalu menjelaskan agarkita semua menerima keputusan rio untuk membiarkannya sendiri dulu.


Mohon Tuhan Beri aku kekuatan kekuatan untuk menatap matanya
Handphoneku berbunyi, di layar tertulis Ozy calling
Aku pun segera mengangkatnya
“Halo cakka” suara ozy tiba2 terhenti.Aku mendengar kabar cemas dari suaranya.”Aku punya berita sangat buruk untukmu”.Saat itu aku takut setengah mati.Firasatku mengatakan ini adalah berita sangaat2 buruk.
“aku dapat berita dari kak Marcel….” Suara ozy terhenti lagi. “semalam …….Rio meninggal”

“Innalilahi wa inna illaihi rajiun”Aku tak bisa berbicara apapun .tanganku dingin
Seperti ada sengatan listrik yang sangat bsar menyambar ku.



“kka kalau mau menghadiri pemakamannya Rio aku akan menjemputmu pagi ini jam 9”Tanya ozy
“O …oo ke aku mau pergi denganmu”lalu percakapan berakhir ,aku masih berdiri mematung, tangan dan kakiku masih gemetaran. Masih tak percaya bahwa sahhabat kami telah pergi, sahabat terbaik kami.
Bahkan kemarin aku brpikir untuk memblikannya hadiah ulang tahunnya minggu depan, dan kami akan memberikan surprise untuknya sebagai tanda minta maaf kami..
Tapi dia meninggal semalam.Tanpa memberikan kesempatan kepada kami bertemu dengannya untuk yang terahir kalinya.Lalu tiba2 jatuh air mataku…..aku menangis
Dan kami sangat berduka untuknya.

-----------------------

“Terimakasih telah datang Alvin, cakka,ozy dan deva, dan untuk belasungkawa kalian”kata mama rio.
“iya tante, kita ikut berduka atas meningalnya Rio,semoga Rio diterima di sisi Tuhan.”
Kata Alvin.
“sebelum Rio meninggal ia sempat menitipkan ini kepada tante,dia bilang agar menyerahkan ini kepada kalian”kata mama rio sambil membawa sesuatu.
Tepatnya sangkar burung.
Kami pun meerimanya, di salam sangkar itu ada seekor burung merpati putih, bulunya indah sekali, dan di sela2 sangkar itu ada sepucuk surat
Kami membacanya

Untuk sahabat-sahabatku

Tolong rawat Richieta ini dengan baik, setelah aku tak ada
aku tau kalian adalah sahabat terbaikku, dan maaf aku tidak memberi tahu tentang penyakitku karena aku tak mau membuat kalian cemas.
Maaf aku telah mengecewakan kalian

Rio

Ya kami tau kalau Riechieta adalah burung merpati kesayangan Rio. Kami menemukannya sewaktu pulang sekolah. Waktu itu dari atas tiba2 ada merpati jatuh ke tanah, sayapnya terluka parah, akhirnya Rio membawanya pulang ke Rumah dan memeliharanya sampai sekarang. Dan Rio memberi nama merpati kesayangannya itu Riechita.
Memag aneh terkadang kami sering melihat Rio sedang berbicara dengan Rhiechita.
Tapi mungkin itu wajar karena diantara kami ia yg paling pendiam. Setelah berpamitan kepada keluarga Rio kami pun beranjak pulang.
Mobil Honda jazz warna putih kukemudikan. Alvin di sebelahku sementara ozy dan deva duduk di belakang.
Mereka smua tapak diam, tak ada yg berbicara apapun, padahal biasanya mereka itu sangat Criwis dan gak ada hentinya melakukan kekonyolan2 seperti biasanya.

“Jadi siapa yng akan merawat merpati ini?” kataku memulai pembicaraan.
“aku gak mungkin pelihara Riechita, dirumah karena kakakku alergi sama burung”
Jelas Alvin.
“Kalo kamu dev?” tanyaku pada deva
“hah?” deva tersadar dari lamunanya
“kamu bilang apa? Tanya deva
“ mau gak kamu pelihara Rhiechita?”tanyaku lagi sabil menyetir
“gimana biar adil kita meliharanya gantian aja?” usul ozy
“oke kalo gitu aku setuju”kata deva menyanggupi.
“aku juga setuju” kataku akhirnya



Giliran pertama yg memelihara rhiechita adalah aku.
Sangkar da rhiechita aku gantung di teras rumahku.
Ya pagi ini aku memberi makan Rhiechita tapi mendadak aku terkejut melihat sangkar rhichita terbuka.Aku yakin tadi telah menutupnya.Kemana merpati itu pergi. Aku panik lalu melihat ke langit tapi tak ada apapun au mencari-nya di sudut halaman rumahku tapi tak ada jugaa….
Aku sangat panik lalu memanggil ketiga sahabatku


“Haaah? Kenapa bisa hilang? Kamu gimana sih kka? Ngejagain merpati aja gak becus? Kamu tau itu wasiat dari almarhum Rio!” kata Alvin engan nada tinggi
“iya aku juga gak tau padahal tadi aku yakin sangkarnya terkunci rapat, dan saat aku balik riechita udah gak ada! Kamu jangan nyalahin aku kayak gitu donk! Coba kamu aja apa bisa pelihara Riechita gak kan?!” kataku kesal ,
“udah2 kenapa jadi rebut gini siih! Diem 1” deva melerai.
“mending sekarang kita cari aja Rhiechita di skitar koplek ini dulu, mungkin hinggap di suatu tempat” lanjut ozy.

Akhirnya kami berempat berpecar mencari Riechita di sekitar komplek rumahku.
Di jalan aku beremu lintar,
“Lintar aku mu Tanya apa kamu liat burung mrpati warna putih bersih di sekitar komplek ini?” tanyaku padanya
“Merpati? Enggak tuh, emangnya kamu pelihara merpati?” Tanya lintar heran
“iya itu punya temenku , tapi sekarang ilang gatau kmana, yawdah makasih ya” kataku kemudian “ooh iyaaa cakk” jawab lintar
Kemudian aku melanjutkan pencariaku.
Setelah beberapa jam mencari dan aku tak meneukannya aku emutuskan untuk pulang, rasa capek , lelah pun mendera.
Deva,Alvin, dan Ozy juga tampak lelah sekali. Keringat mereka bercucuran mengingat waktu itu matahari sedang teriknya.
“gila tuh burung larinya cepet amat ya,aku capek banget nyarinya juga” keluh deva
“jadi gimana donk kta ngomong ke mamanya io kalau Rhiecita hilang?”Tanya ozy cemas
“jangandulu, kita cari rhiechita aja dulu, kalau hari ketiga gak ketemu baru kita ngomong ke mamanya Io”Alvin menyarankan
“lagian gak enak juga masa ngilangi wasiat dari io,, aku juga takut kelarganya io bakalan marah ke kita”aku menambahkan
==============================================

Setelah mnunggu 3 hari, rhiechita belum juga bisa kami temukan, entah dimana keberadaannya kami tak tau. Dan akhirnya kami memberi tau keluarga Rio kalau Rhiechita hilang, kami menyangka kalau mereka akan memarahi kami tapi ternyata mereka malah berterima kasih pada kami karena sudah mau merawat Rhiechita.
Kalau hiechita hilang itu juga bukan salah kami, tapi memang merpati itu agak sedikit
Yaaah merinding ngomongnya.


Hari itu sepulang sekolah kami memutuskan untuk mengunjungi makam Rio, sudah lama kami tidak mngunjung makamnya…..Tak lupa kami membeli bunga unuk maburi makamnya. Karena kami lupa letak makam io kamipun meminyta bantuanpenjaga makam untuk mengantarkan kami ke makamnya.
“Ini makam yang aden2 ini maksud?” kata pak penjaga makm sambil menunjukan makam rio.
“haaaaaaaah??iiii iii itu kan……..” mata alvn terbelalak kaget seperti melihat.. ses…ss
“iiiiiii iiiituuu????” ozy pun ikt kaget
“kalian liat apa sih ?” deva heran
“iiitu liat addaa (sambil menunjukan ssuatu)”
“RIECHITA!!!!!” kata kami sangaat kaget
Riechita sedang hinggap di batu nisan makam rio
“astaga ? Kok bisa sampe snii?”Alvin tak prcaya
“kita aja gak inget letak makamnya rio apalagi seekor merpati?”aku juga kaget
“ iya den memang sejak beberapa hari yang lalu merpati itu selalu ada di atas makam itu
Saya juga gak tau dari mana asalnya” pak penjaga makam menelaskan
Yaampun gatau kenapa kepalaku mendadak pusing dan semuanya jadi gelap.
Apa yang terjadi? Ya Tuhaan ? lalu samar2aku mendengar suara memanggilku
CAKKKKAAAAAAAAAA BANGUUUUUUUUUN!!!!!!!!
JANGAN MOLOR MULUUU!!!

HAAAAH?aku kaget setengah mat I melihat RIO! Disitu juga ada Alvin, deva dan Ozy,
“ini dimana? Di surga ya?”tanyaku bego
hahahahahahahhahahahaa mereka semua ketawa
“ ini di kelaas! kebiasaan deh tidur waktu pelajaran! jadi gila kan!"
kata rio
“Rio?” tanpa bayak cingcong gue meluk Rio
“ihhh apa2an sih lo cakk! Sakit lo ya? Masa bangun2 langsung peluk gue ih najis emang gue cowo apaaan” kata rio sok jual mahal
“lo masih idup yo?”tanyaku
“gak gue bangkit dari kuubur,,, udah ke kantin yook! laper gue” rio comel
“ iyee2 bawell”

Eeh ehh tunggu dulu itu kan?
RIECHITA????? Tanda Tanya besar di kepalaku
Gue gatau apa yang terjadi sebenernya tapi gue bersyukur banget ni ssemua Cuma mimpi. THANKS GOD!

diary cakka

Cerpen " buku Harian dan pena kematian 1 "

Hari itu,,aku & ketiga sahabatku,,; Niko,Tomy,dan Rista sedang membahas tugas kelompok di sebuah perpustakaan tua yang tidak jauh dari sekolah kami. Kami memang sering mengunjungi perpustakaan itu untuk mengerjakan tugas,,atau cuma sekedar bersantai sambil membaca buku. Kami suka dengan suasana sepi tempat itu. Disitu terdapat puluhan rak buku besar yang berisi jutaan koleksi buku dari tahun 1836 sejak perpustakaan dibangun sampai sekarang. Sayang.,.,sumber ilmu dan sejarah itu kurang terawat. Semua itu bermula saat aku menemukan sebuah peti kecil yang terselip antara susunan buku yang besdebu. Kami membukanya & mendapati sebuah buku dan pena tua. Aku membuka buku itu & tampak olehku,,lembaran kertas yang dulunya putih dan kini telah usang. Halaman pertama tertulis : "Yogjakarta,5 April 1839Ini adalah lembaran baru dari kisahku. Ketiga musuhku kini telah menjadi sahabatku. Aku tak ingin mereka meninggalkanku. Jika itu terjadi, apapun akak kulakukan biarpun itu adalah mati...!" Halaman demi halaman kami baca,,dan entah pada halaman berapa,,kami menemukan tulisan : "Yogjakarta,13 Oktober 1839Dear diary....hari ini mereka mulai menjauhiku. Mereka takut denganku... Mereka ingkar janji..!!Sebelum takdir menjemputku,,,...akan kubawa mereka satu-persatu...& tak akan kukembalikan....!!" 'mungkinkah itu artinya si penulis akan membawa teman-temannya mati seperti kata-kata di depan...?'...itulah tanyaku dalam hati.Kamipun menutup buku itu dan memusatkan pandangan pada sebuah pena yang masih berada pada tempatnya. Kami sangat yakin bahwa itu adalah pena yang digunakan untuk mengisi lembar harian ini. Di badan pena terukir sebuah nama seorang perempuan "Sarah Angel".Yaa....!! Itulah namanya. Mungkin ialah pemilik benda ini."Eh..! Sudahlah...,.kembalikan benda itu ke tempatnya...! Ini kan bukan punya kita...!!", kata Tomy. Kamipun mengembalikannya ke tempat semula & melanjutkan tugas kami. Sesampai dirumah, aku masih penasaran ingin mengetahui apa maksud dari semua itu. Hari berikutnya aku kembali ke perpustakaan untuk mengambil peti itu tanpa sepengetahuan mereka. Aku menyimpannya di laci kamarku. Akupun ikut menggoreskan tinta pada halaman berikutnya pada malam hari. Pagi harinya,, aku buka lembaran yang ku tulis semalam. Aku tercengang....!pada bagian bawah halaman yang aku tulis terdapat satu paragraf goresan tinta yang aku tak merasa telah menulisnya.Di situ tertulis :"###########################################" >>>>eiiitsz....! Gag gitu tulisannya...:D .hmm....pengen tau tulisan misterius apa itu...? Gag sekarang guys,.:D !!! Tunggu lanjutannya di 'Buku Harian & Pena Kematian part 2' . Tak tunggu kritik,,saran,,n' apalah tentang cerbung ini. Thankz buat yang udah mau baca....^^ di coment iaaa...^^ <<<< By Rifa ,,tjah SePeDa(sepuluh dua SABA)

Cerpen " Buku harian dan pena kematian 2 "

udah pada penasaran n' gag sabar ama anjutan ysg tadi.....????
ya udah deeh....nie aku kasih lanjutannya....
LANJUUUUUT...........!!!!!!!!::::::DDD






“ Yogjakarta, 13 oktober 2009
Dear diary….. Malam ini aku bangkit kembali. Aku bangkit di tempat,waktu,dimensi & alam yang berbeda. Aku kembali untuk membalaskan dendam anak manusia yang membangkitkanku.”

Aku takut……….!!! Mungkinkah kisah terdahulu akan terulang kembali mewarnai kisahku……?? Aku merasa sangat bersalah….!!! Sepulang sekolah ku kembalikan peti itu ke perpustakaan. Sedikit rasa takut yang membayang-bayang di dadakupun berkurang. Tapi suara dering hand phoneku membunyarkan lamunku. Di seberang sana, Niko member kabar buruk yang teranat buruk. Sahabatku, Rista meninggal di semak belukar belakang rumahnya. Sendi-sendiku terasa lemas. Tak sepatah katapun sanggup terucap. Aku tak menyangka Rista akan pergi secepat itu. Peluh mengucur deras dari pelupuk mataku. Itu nyata…….!! Itu benar-benar terjadi…..!!!

Aku ingat,,aku pernah di buat sakit hati oleh Rista. Ia menjiplak sebuah karangan yang ingin ku sertakan pada aebuah perlombaan karya sastra. ‘Mungkin ini adalah ulah arwah ‘Sarah Angel’ yang ingin membalaskan sakit hatiku seperti halnya dengan kisahnya…??? Tiga hari setelah kepergian Rista,,peti itu kembali kepadaku dengan sendirinya. Aku panik…! Aku takut jika Niko dan Tomy juga akan mengalami nasib yang sama dengan Rista. Akhirnya aku memberanikan diri untuk menceritakan semua yang terjadi pada Niko dan Tomy mulai kejadian dimana aku mengambil peti itu,,mengisi halaman diarynya,,kematian Rista,,hingga kembalinya peti itu padaku. Mereka menyalahkanku…! Aku sadar aku memang salah.
“Hey….,apa kamu sudah membukanya…?”, Tanya Niko.
“Aku tak berani menyentuhnya...,apa lagi membukanya..!”,jawabku dengan bibir gemetaran.
“Bagus…!”, sahut tomy, “Ayo kita kembalikan…!”
“Tapi, aku takut benda maut itu akan kambali & membunuh salah satu,atau mungkin kita bertiga…!”
“Tidak akan….!” tegas Tomy, “Itu tidak akan terjadi. Kita adalah manusia yang berbudi. Tentang kematian Rista , itu adalah sebuah takdir tuhan yang harus ia terima…!”

Akupun mengembalikan peti itu ke tempat di mana aku menemukannya & di dalam hati aku sangat berharap benda maut itu tak datang lagi padaku. Tapi,kenyataan berkata lain.
Aku melihat seorang anak perempuan. Mungkin usianya sebaya denganku. Aku mendapatinya sedang mencabik-cabik isi perut seorang anak perempuan dan dua anak laki-laki. Ia terlihat begitu nyata. Ia berada tepat di depanku. Seluruh isi perutnya dilemparkan kepada seekor anjing. Seekor anjing hitam yang datang dari satu sisi gelap…sungguh amat gelap.ia datang dengan lidah terjulur-julur. Dengan sekejap, benda yang tak wajar untuk dimakan itu pun masuk kedalam perut lapar si anjing.
Kini, ia berdiri…! Aku dapat merasakan jantungku berdebar-debar, memukul-mukul rongga dadaku seolah ingin keluar dan lari meninggalkanku. Ia menghampiriku dengan wajah pucat pasi,mata merah melotot penuh amarah. Sekarang ia menjulurkan tangannya. Aku merasakan sesuatu yang dingin dan beraroma darah menekan leherku.
Ia mencekikku…! Sendi-sendiku terasa kaku seperti mayat hidup. Aku tak bisa bergerak. Saat aku menengok ke bawah aku melihat ke 3 mayat itu hidup kembali & mencengkeram kuat kakiku. Aku berusaha berlari,,,berlari,, dan terus berlari. Cengkraman mereka seolah terlepas dan membiarkan kakiku melaju. Entah tempat apa ini,,tiba-tiba aku sudah tenggelam di dasar kolam,,tapi masih bisa bernapas. Air kolam terasa amis…yaa…aku dapat merasakan ini adalah amis darah. Tubuhkupun mulai terangkat ke permukaan. Aku merasakan kakiku dapat berpijak dan berjalan di permukaan air. “aneh…!!”,pikriku. Dengan pikiran kalap,,tak ku pedulikan keanehan-keanehan ini. Akupun berlari dan terus berlari mencari jalan keluar dari semua keanehan ini.
Aku terbangun dengan keringat dingin mengucur deras dari pelipisku. Ternyata hanya mimpi. Aku bersyukur kejadaian yang terasa nyata ini hanya sekedar mimpi buruk yang teramat buruk. Setidaknya itu tidak nyata.
Aku menengok ke sebuah tempat di mana aku biasa menyimpan peti itu.
“Syukurlah…! Benda maut itu tak kembali…!” gumamku. Mataku beralih melirik jam dinding yang terpampang di satu sisi dinding kamarku.
“Oh…15 menit lagi bel sekolahku berbunyi. Aku tak boleh terlambat.” Akupun segera bersiap ke sekolah. Aku berlari sekencang-nya. Di depan,ku lihat pintu gerbang masih terbuka. Sesampaiku di dalam kelas, aku membuka tas untuk mempersiapkan pelajaran pertama hari ini. Tapi yang kudapati adalah peti yang berisi benda maut.
Keringat dingin mengucur di keningku. Pelajaran hari ini tak ku hiraukan sama sekali. Aku terus saja memikirkan nasib kedua sahabatku.
Tak lama kemudian terdengar teriakan yang menggema-gema di telinga. kata-katanya terdengar jelas.....amat jelas hingga aku berajak dan berlari menuju sumber suara.
Ternyataaa.........##########################################.....

Cerpen " Buku Harian dan pena kematian 3 '

Tak lama kemudian terdengar teriakan “Mayat…mayat…mayat…!!!” itulah suara yang terdengar olehku. Akupun berlari menuju sumber suara. Ternyata suara itu berasal dari arah kamar mandi. Aku menerobos gerombolan manusia yang juga ingin mengetahui mayat siapa yang di temukan di kamar mandi. Terlihat oleh mataku,Niko tergeletak bermandikan darah segar yang mengucur dari lehernya. Sebuah benda yang tak asing olehku…,pena maut itu lah yang menembus leher dan membunuh Niko. Ya……itu adalah pena yang ada dalam peti itu. Aku berlari kembali ke ruang kelas untuk memastikan pena itu masih ada pada tempatnya. Ternyata,pena itu telah raib. Aku menangis sejadi-jadinya,merasa bersalah atas kematian kedua sahabatku. Air mataku masih saja mengucur. Tapi, ku beranikan diri untuk membuka buku harian itu. Aku menemukan sebuah tulisan yang mungkin benar-benar di tulis oleh arwah ‘Sarah Angel’. Tapi,kali ini tinta merahlah yang tergores.
“Yogjakarta,20 Oktober 2009,
Dear diary……Ini adalah kali kedua dan terakhir kalinya aku membalaskan sakit hati anak manusia yang tersakiti.berikutnya akan ku tuntun dia melakukannya dengan tangannya sendiri. Melakukan hal yang sama denganku.”

Dadaku terasa sesak setelah membaca tulisan itu. batinku berusaha meyakinkan fikiranku seolah tak terjadi apa-apa. Aku yakin makhluk yang telah membunuh kedua sahabatku itu tak akan mampu membuatku melakukannya.
Beberapa minggu kehidupanku terasa normal,,bersama sahabatku tomy dan tanpa kedua sahabatku Rista & Nico. Kami berdua berusaha mengubur bayang-bayang kedua sahabatku,,meskipun itu sungguh mustahil dilakukan.
Sebulan,,dua buan,,tiga bulan,,….masih terasa normal. Aku terus berharap agar hidup kami selalu seperti ini,,tanpa terror arwah penasaran itu. Peti berisi buku harian dan pena maut itupun aku tak tahu ada dimana.
>>>Beberapa bulan kemudian<<< Seperti biasa aku datang ke perpustakaan tua tempat aku menemukan benda maut itu. Sepi. Hanya ada aku. Tiba tiba ku dengar bunyi yang menggangguku. Seperti suara kayu yang dipukul pukul dengan kerasnya. Ingin ku abaikan. Tapi semakin keras suara itu. Hawa aneh menyelubungi hatiku. Akhirnya kuikuti suara yang mengusik itu. Sesosok bayangan berlari dihadapanku. Ia berlari menjauhi sesuatu. Seperti berlari mencari persembunyian. Ku ikuti sosok aneh itu. Akupun tiba di tempat yang asing bagiku. Tercium bau anyir.. amis.. seperti darah yang masih segar. Kulihat sosok itu berhenti. Kucoba mengumpulkan keberanianku menghampiri sosok itu. Dengan sedikit ragu,,aku mencoba menyentuh bahunya perlahan. Ia pun berbalik dengan tatapan sinis ia menatap ku. Sorot mata yang tajam, dingin menembus mataku hingga melumpuhkan sendi sendiku. Wajahnya pucat pasi. Kulihat tangannya yang berlumuran darah menggenggam sesuatu,, seperti ingin menyodorkannya padaku. Saat aku ingin meraihnya… “kriiiiiing…..kriiiiiiiing……..” dering weker membangunkan ku. Syukurlah….itu semua hanya mimpi…. >>>Ke esokan harinya<<< Datang sebuah paket kiriman tanpa identitas. Tak terdapat alamat pengirimnya. ‘Aneh…..!!!’,pikirku… Kubuka perlahan pembungkus paket yang berwarna coklat. Tampak olehku,,benda yang tak ingin ku lihat lagi. Jantungku tak berhenti berdegup … kencang!!!!.. hingga tak terkendali. Tubuhku lunglai. Kenapa benda maut itu kembali……??? Apakah ia akan benar benar datang untuk menuntunku melakukan hal itu….???!!! Akankah tangan ini akan ternoda oleh darah manusia….??? Akankah tomy benar-benar akan menjadi korban selanjutnya...??? >>>eiiiitzzzzz……..
Part 3 segini dulu iaa… d lanjut.in part 4…
Hahayy……
Pasti pda penasaran kan…?
Jangan lewat.in pari 4-nya iaa….
Thankzzz….. (Buku Harian Dan Pena kematian part 3,,,oleh rifa,,ine,,n’ okta (ndawee) tjah sepuluh dua SABA<<<
:::::::BERSAMBUNG:::::::


Cerpen " Buku harian dan pena kematian 4 "

Lanjuuut……..:D Seakan sedikit membuka jawaban atas pertanyaan dan mimpiku,,ku pikir hal itu benar-benar akan terjadi. Seperti yang ada dalam mimpiku,,saat sosok itu nyaris memberikan sesuatu padaku,,dan pagi harinya datang paket yang tak terduga. Persis,,nyaris seperti mimpiku. ‘Mungkinkah ini memang sebuah pertanda kalauu…….’ Hasssh…tak ku lanjutkan kata-kataku. Aku tak ingin terjadi hal buruk kepada tomy,,sahabatku.Karena merasa tidak tenang akan nasib sahabatku,,malam harinya aku nekat pergi ke perpustakaan tua itu untuk mencari informasi tentang keanehan-keanehan yang terjadi akhir-akhir ini. Sebenarnya aku sedikit takut dan ragu karena saat itu kotaku sedang mendapat giliran pemadaman listrik bergilir. Jujur,,aku takut dengan keadaan gelap. Dengan berbekal lampu senter seadanya,,aku tetap nekat biarpun sebenarnya perpustakaan sedang ditutup karena akan diadakan beberapa perbaikan. Tapi aku masih punya jalan masuk,,yaitu lewat pintu belakang yang tak pernah terkunci. Aku sering lewat pintu itu saat penjaga perpustakaan sedang tak berada di tempat.Saat masuk lewat pintu belakang,,aku merasakan hal yang sedikit aneh.Bagian belakang perpustakaan terasa dingin dan pengap tak seperti biasa. Angin berhembus sangat kencang hingga dedaunan kering yang tadinya berserakan di halaman belakang masuk ke dalam dan membanting pintu. Spontan aku berlari menuju pintu yang terbanting dan mencoba membuka kembali pintu itu. Ternyata pintu itu telah terkunci dari luar. “siall….!!!”,kataku. Aku tetap berusaha membukanya. Angin terasa semakin kencang,padahal sudah jelas-jelas pintu tertutup dan terkunci. Entah dari mana datangnya angin ini. Aku makin panik…aku menangis… ku gedor-gedor pintu itu sambil bertriak-triak,,berharap akan ada seseorang yang mendengar dan mengeluarkan aku dari tempat ini. Telah cukup lama aku melakukannya. Tenagaku telah terkuras habis…Aku lemas dan terduduk pasrah di salah satu sudut ruangan yang berada di bagian belakang perpustakaan itu.Tak lama kemudian,,ruang baca utama yang berada di tengah-tengah perpustakaan nampak terang. Pikirku,,masih ada penjaga di dalam. Aku berdiri. Dengan perlahan aku mulai berjalan pelan menuju ruangan itu. Dari jarak yang tak terlalu jauh,,tepatnya dari celah-celah salah satu rak buku besar nampak seorang anak perempuan sedang duduk dan menghadapi sebuah buku dengan tangan kanannya memegang pena. Ia tampak sedang menulis sesuatu. Anak itu terlihat sama dengan orang yang mencabik-cabik isi perut tiga orang dalam mimpiku. Saat aku tersadar,,ternyata di depannya terdapat sebuah peti kecil yang juga tak asing di mataku. Aku semakin yakin kalau dia adalah anak yang namanya terukir di pena itu. Yaa..aku ingat namanya “Sarah Angel”,,sang pemusnah yang telah melenyapkan sahabat-sahabatnya,,juga sahabat-sahabatku.Tak sengaja tanganku menyenggol salah satu buku hingga terjatuh. Karena kaget,,akupun berteriak dan terpenjat hingga menarik perhatian sosok disana. Dia menujukan perhaitannya ke rak buku tempat persembunyianku. Kali ini berbeda. Pandangannya terlihat memelas. Karena penasaran dengan apa yang terjadi dengannya,,akupun menghampirinya. Aku duduk di sampingnya,,sejenak menatapnya sambil meyakinkan diri kalau dia tak berbahaya dan takkan menyakitiku. Dia menoleh ke arahku tanpa mengucap sepatah katapun. Tampak dia tersenyum. Di perlihatkannya padaku apa yang baru saja di tulisnya. Sedikit ragu,,akupun mulai membacanya. “Yogjakarta,7 November 1839Dear diary…Puas rasanya bisa mempersatukan sahabat-sahabatku di satu tempat yang sama….tempat yang tak akan mungkin orang lain ketahui. Selamanya mereka akan tetap di situ untuk menemaniku dan menjadi sahabatku. Mama…hmm.. mama mereka pasti akan mempertanyakan keadaan anak-anak kesayangan mereka padaku. Akupun sudah mempunyai jawaban jika mama mereka telfon dan bertanya tentang keadaan anaknya. ‘dia sudah tidur tante. Tidak mau saya bangunkan. Anak tante masih ingin menginap disini selama beberapa minggu’ …Aku tak menyesal telah membawa mereka pergi untuk selamanya. Setidaknya aku masih menyimpan jasat mereka. Jika ku rasakan penyakitku menjajah tubuhku,,aku akan berada di antara jasat mereka untuk mati dan tetap bersama mereka…” Setelah aku membaca tulisan itu dan sejenak terdiam,,tiba-tiba dia tertawa. Tawa yang sangat keras,,nyaring,,hingga membuat bulu kuduku berdiri. Ku tutup mata dan telingaku. Aku berpikir,,,mungkinkah sekarang aku tidak berada pada zamanku…?? Ku rasa aku baru saja masuk ke masa lalu. Di jamanku,,sekarang adalah tahun 2009,,tapi kenapa yang tertulis adalah tahun 1839…?? Berarti waktu mundur 170 tahun. Logika tak selalu searah dengan kenyataan. Saat ku lihat kalender di hand phoneku,,benar….saat itu adalah tahun 1839.Tak lama iapun menghentikan tawanya,,merebut buku hariannya dari tanganku dan memasukkannya bersama pena itu ke dalam peti. Kemudian ia berdiri,,beranjak dari tempat duduknya,,berlari dan menyelipkan peti itu ke antara susunan buku,,lalu menghilang. Ruangan itu kembali gelap,,dingin,,dan senyap.Sejenak aku terdiam di tempat itu,,otakku masih berusaha mengutak-atik kejadian ini dengan logika. Tapi benar,,kejadian semacam ini tidak akan bisa di pecahkan menggunakan logika.“ahh..ya sudahlah,,..mungkin tadi Cuma halusinasiku saja. Lagian gag mungkin juga kalo ada yang kayak begituan…” gumamku mencoba menyangkal apa yang baru saja terjadi.Kembali ke tujuan awalku kesini,,yaitu mencari informasi tentang apa yang selama ini terjadi padaku dan sahabat-sahabatku. Aku mulai beranjak dari tempat dudukku dan mulai menyusuri satu persatu rak buku untuk mencari apapun yang bisa ku temukan dengan bantuan penerangan senter kecil. Di dalam laci rak 13,,aku menemukan sebuah amplop usang. Saat membukanya,,aku menemukan beberapa lembar foto. Yaa…foto hitam-putih usang seorang anak lelaki. Foto itu tak lagi nampak utuh. Beberapa bagian telah sobek dan mengelupas. Di bagian belakang salah satu foto terdapat tulisan dengan huruf jawa,,yang aku tak mengerti apa maksudnya.Merasa ada seseorang yang datang aku buru-buru keluar dan pulang dengan membawa apa yang baru saja ku temukan. Sesamapi di rumah kembali ku lihat kalender di hand phoneku,,ternyata aku sudah kembali ke jamanku. Entah kapan dan dimana aku memasuki gerbang yang menuju ke masa lampau itu.Waktu terasa berlalu begitu cepat. Tak terasa,,matahari sudah memancarkan sinarnya. Tak sempat mataku terpejam. Aku sudah harus kembali bersekolah. Ku masukkan amplop yang berisi foto-foto itu ke dalam tasku. Sebenarnya hari ini tak ada semangat untuk bersekolah. Tapi,,,ya sudahlah…. Sedikit berbeda,,hari ini ada seorang siswa baru di kelasku. Namanya Kevin. Dia pindahan dari salah satu SMA di jawa timur. Bu Leni,, wali kelasku meminta aku menemaninya untuk lebih mengenali sekolah kami. Wali kelasku meminta Tomi untuk pindah tempat duduk dan mengijinkan Kevin duduk di bangku sebelahku.Kevin terlihat gugup di sebelahku. Kami berkenalan.“hai kevin,,aku Vira”,kataku sambil menjulurkan tangan,,mengajak berjabat tangan.“aku Kevin”,jawabnya datar. Tangannya terasa dingin dan bergetar saat berjabat tangan denganku. Dia terlihat ketakutan seperti melihat sesuatu yang tak terlihat olehku. Entah apa yang ia lihat.“Kevin,,kenapa kamu…….? Ada yang salah sama aku……….? Atau kamu sakit….?”,tanyaku dengan mengerutkan jidat.“eeemm…gag papa kok….”,jawabnya dengan gugup,,tak berani menatap ke arahku. Hmm….ku fikir dia cuma belum terbiasa denganku. Semua orang pasti butuh waktu untuk menyesuaikan diri terutama dengan lingkungan barunya. Ku rasa itu wajar. Saat jam istirahat aku mengajaknya ke perpustakaan sekolah. Aku menceritakan beberapa hal tentang sekolahku yang juga sekolah barunya di Jogja,,sedangkan Kevin hanya diam dan mendengarkan. Sepertinya Kevin memang agak susah untuk bergaul. Tapi aku tetap ingin menjadikannya temanku. Agar lebih akrab aku memberikan nomor handphoneku padanya.Saat pulang sekolah aku tak melihat Kevin. Aku menunggunya di pintu gerbang,,tapi ia tak kunjung keluar. Mungkin dia sudah pulang duluan. Tak lama,,Tomi menghampiriku. Dia mengajakku pergi ke perpustakaan tua itu. Saat ia menyebut kata ‘Perpustakaan Tua’,,kembali aku teringat dengan kejadian aneh yang bikin aku gag tidur semalaman. Karena masih belum puas dengan petualanganku semalam akupun meng-iyakan ajakan Tomi. Perpustakaan masih diperbaiki. Di bawah pohon halaman depan perpustakaan aku menceritakan kejadian aneh yang ku alami pada Tomi. Dari raut mukanya sepertinya dia gag percaya sama aku. Tapi aku berusaha meyakinkan dia kalo aku tuh gag bohong. Akupun mengeluarkan apa yang ku dapat semalam dari dalam tas. Tomi meraih dan memendang foto-foto itu. “iya…kamu benar…aku percaya sama kamu”,kata tomi.“eh…si Kevin orange kok agak aneh gitu yaa…pendiem banget orange…”,kataku.“loh…kok malah jadi ngomongin Kevin sih…..?”,sahut Tomi dengan nada yang agak kesal.Sepertinya Tomi tidak suka aku berteman dengan Kevin. Entah apa alasannya. Dari pada Tomi marah,,pembahasan tentang Kevin ku hentikan. Kamipun pulang ke rumah masing-masing.Malam harinya datang sms dari Kevin. Kamipun saling berkirim sms.Kevin: vira,, maaf yaa…soal kejadian tadi… aku cuma belum terbiasa, maaf yaa…Vira: ohh…iyaa… gpp kok… oh iya,,tadi kamu kok kayak ketakutan gitu kenapa…? Ada yang salah sama aku….?Kevin: hmm…gag ada yang salah sama kamu kok…J aku tadi di lihatin terus sama makhluk yang selalu berdiri di samping kamu. Aku takut. Sepertinya dia gag suka sama aku.Vira: maksud kamu…? Kayak.e di samping aku gag ada orang deh… ahh…kamu jangan nakutin aku gitu donk…Kevin: bener kok… aku gag boong… hmm…kamu mau dengerin cerita aku…?Vira: oh..boleh…Kevin: tapi kamu janji dulu…aku pengen kamu tetep jadi temen aku kalo aku udah cerita… mungkin kamu bakal nganggep aku idiot n’ aneh juga sama kayak temenku yang lain…Vira: enggak kok…aku tetep mau jadi temen kamu… cerita aja…Kevin: hmm…ceritanya gini vir…dulu pas aku masih kecil,,aku tuh tumbuh sama kayak anak-anak lainnya… bedanya,,di antara temen-temen sebayaku,, aku bisa lihat n’ berkomunikasi ama sosok yang gag bisa mereka lihat. Tapi aku cuma berani komunikasi sama roh putih aja….roh hitam aku gag berani. Kata psikiater,, aku tuh anak yang special. Anak indigo. Makanya aku bisa lihat mereka. Nah..makhluk yang suka ngikutin kamu itu roh hitam. Dia bisa celakain orang. Makanya aku gag berani.Vira: hahh……? Yang bener kamu…..? terus aku gimana nih….?Kevin: dia gag bakal ngapa-ngapain kamu,,tapi dia bisa celakain sahabat n’ temen kamu. Aku bisa bantuin kok…..Vira: ohh….yaudah…aku minta pengawasan sama kamu yaa….soale aku takut..Kevin: oke deh…aku bakal berusaha minta dia baik-baik biar gag bikin ulah…Vira: bener lho iaa… aku percaya sama kamu biarpun baru sehari kita kenal. Eh…udah malem nih… aku tidur dulu yaa… good night Kevin…Kevin: oke…good night vira.. Perbincangan via sms pun berakhir. Sebenarnya aku gag bisa tidur,, bayangin kayak apa makhluk yang ada di sampingku sekarang. Benar-benar sampai matahari muncul,,aku tetap tak tidur. Genap 48 jam aku gag tidur. Rasanya lelah,,pengen tidur tapi ada semacam ketakutan yang membayang-bayangi. hmm...........pengen tau apa yuang selanjutnya terjadi......?jangan lewatin part 5-nya....^^nih...kalo mau bertemen sama aku,(rifa),,add aja fb.q d ri.fa29@yahoo.com

Cerpen Cinta " Pesan Cinta Untukmu '

SEBENARNYA tulisan ini memang kukhususkan untukmu yang selalu bersamayam dalam jiwa dan ragaku. Ia akan kusisipkan dalam kantong egomu. Kurasa, engkau perlu tahu bahwa dirimu telah kujadikan prasasti hidup yang tetap kokoh dalam hatiku dan pasti kuceritakan kepada siapa saja dalam dinasti keberadaanku.Kini hatiku, jika kuibaratkan langit ia sedang meradang dalam tubuh yang tercabik sambil mengerang kesakitan. Namun ia masih membisu dalam detik hitungan kesatu. Setiap nafasku membawa harapan yang besar tentangmu. Walaupun engkau masih tetap membisu tanpa kata saat meninggalkanku.
Semi pagi itu telah kuniatkan untuk menuntaskan rasa yang lama terpendam agar hatiku yang nyaris terburai kembali dijahit oleh kepuasan. Sejauh mana aku bisa melakukan itu selalu menjadi ganjalan yang susah untuk kujawab. Dan aku senang memberitahukanmu bahwa kata cinta sangat mudah kututurkan buat hati wanita yang lain sebelum kita saling mengenal. Tapi saat berada dihadapanmu aku tak bisa berkata apapun. Lisanku kaku, malu-malu bercampur takut. Ya, saat itu aku takut jemari tanganmu mencongkel lebih dari setengah hatiku buat kau tulisi namamu. Dan setelahnya engkaupun menjelma menjadi hantu bagiku. Aku tahu pasti bahwa memendam keinginan bukanlah pekerjaan yang baik. Bukankah setiap jiwa manapun perlu makan, butuh minum dan ingin tersenyum seperti bagian lain pada raga itu sendiri?
Aku tahu bahwa bicara tentang jatuh cinta tak ada ujungnya. Ia memang tak kenal usia, indahnya bisa muncul kapan saja diinginkan penikmatnya. Cinta mudah dijatuhkan dalam gelapnya malam dan dinginnya hujan sekalipun. Kala jiwa disesaki berbagai hal bertuliskan harapan dan impian. Cinta ada di setiap sudut harapan dan kadang bersembunyi diantara bayang-bayang masa lalu. Cinta ada di setiap tempat di dunia. Ia pasti ada di Rumah Sakit, Lapangan Bola, bahkan di kuburan saat acara pemakaman berlangsung. Inilah sebagian pesan yang ingin kukirimkan untukmu yang kini telah menepikan diri bersama sebuah pilihan yang kau yakini mampu memenuhi impian dan harapan masa mudamu.
Dulu, aku sering mengatakan padamu bahwa suatu hari aku ingin menikah denganmu. Kamu tahu kenapa? Semua itu karena aku membawa sebuah cinta yang berisikan ketulusan dan aku hanya mau membagikannya berdua denganmu. Bahkan sering pula kukatakan bahwa aku tak pernah lari dari sisimu walau kedua kakimu hilang sekalipun. Singkatnya, saat itu, beberapa tahun yang lalu aku selalu berusaha meyakinkan hatimu bahwa aku lelaki paling jantan dan terlayak untuk kau jadikan suamimu.
Aku pernah juga menceritakan padamu bahwa aku ingin punya kemampuan menjatuhkan diriku pada basahnya jiwa yang bersayap yang bisa terbang meninggi mencapai awan jiwa demi cintaku. Saat itu aku berpikir bahwa semua hal akan indah jika cinta dijatuhkan pada tempat dan saat yang tepat. Dan tubuh pun hilang lenyap dalam gemerlapnya istana yang kubangun sendiri dengan bahan baku disepuhi emas cinta. Dan kini semua itu hanya menyisakan dua kesan yang berbeda padaku dan dirimu. Bagiku engkau adalah satu-satunya kenangan terindah yang tak kan bisa kuhapus dengan apapun. Dan mungkin bagimu semua itu telah lenyap bagaikan buih yang banyak dilautan tapi tak pernah beraturan. Mereka telah kau hempaskan ke tepian pantai berwarna kelam tanpa makna apa-apa. Mengapa ini kau lakukan cintaku? Apakah engkau mengira diriku tak ada daya dan kekuatan sama sekali untuk membuat hidupmu bahagia?
Wahai cintaku. Aku tak berniat untuk membuka kembali hatimu yang telah digemboki ketidakmungkinan. Mustahil bagi kita berdua untuk kembali merajut benang-benang indah yang akan kita jadikan sulaman masa depan. Meskipun aku sering berpikir untuk membukakannya dengan kunci ketulusan agar jiwamu tergugah. Tapi, itu bukanlah diriku. Bukankah diriku yang kau kenal selalu ingin melihatmu tersenyum? Bagiku kebahagian dan kenikmatan hidup yang kau rasakan sekarang sama besarnya dengan kecintaanku padamu. Aku tak mau mengusik kehidupanmu dengan mengganggu setiap ketenteramannya. Hanya saja aku masih begitu sulit melenyapkan bayang-bayang dirimu. Memang, aku telah merelakanmu dengan penuh keikhlasan tanpa rasa dendam sedikitpun. Jika suatu hari ada seorang teman memberitahukanku tentang ketidakbahagian biduk hidupmu, maka jiwaku akan menjerit penuh penyesalan mengapa aku tidak memaksamu menikah denganku beberapa tahun yang lalu, dan ini akan menjadi sebuah penyesalan dan kesedihan bagiku yang mungkin kubawa selamanya hingga arwahku pun akan merasakan hal yang sama.
Akhirnya, Aku hanya merasa perlu memberitahukanmu bahwa aku masih mengingat banyak hal tentangmu. Aku bisa menggambarkan dengan jelas tentang wajah dengan dua bola mata terindah milikmu. Cara bicara dan tersenyummu tak pernah kulupa sedikitpun, dan bahkan aku masih ingat bagaimana indahnya rona wajahmu bila engkau sedang benar-benar marah padaku. Sebelum pesan ini kututup, engkau harus tahu bahwa sesungguhnya apa yang kini engkau baca ingin kuserahkan padamu secara langsung tanpa ada penghalang sedikitpun. Aku ingin melihat senyum simpulmu yang lugu dan sedikit malu-malu. Dan aku takkan pernah lupa memintamu membacanya dengan tenang dibawah terangnya lampu kamarmu. Jika pesan ini kutitipkan melalui seseorang maka hal itu akan menyulitkanku menganalisa sejauh mana engkau bersedia membacanya karena sesungguhnya ini hanya kutujukan untukmu wahai cinta sejatiku.

Cerpen Horor " Buku Harian dan Pena Kematian 5 "

Pagi harinya di sekolah Kevin nampak sama seperti kemarin. Pendiam,,dan
hanya diam. Yaa…sekarang aku sudah mengerti apa yang terjadi padanya.
Setidaknya,,aku telah sedikit tau beberapa hal tentang Kevin. Entah dia jujur
atau cuma mengada-ada,,tapi buatku kata-katanya cukup meyakinkan. Saat pulang
sekolah,aku,,Tomi dan Kevin tertahan oleh hujan yang cukup deras. Memang tak
Cuma kami bertiga. Masih ada beberapa anak yang menunggu jemputan. Kami
menunggu hujan berhenti,,tapi hujan tak juga berhenti. Sampai akhirnya hari
mulai gelap dan hanya kami bertiga yang tersisa. Kami saling berdiam,,tak
bergeming. Sepertinya Tomi memang tak suka dengan Kevin. Sesekali pandangan
sinis Tomi tertuju pada Kevin.

Sekian lama menunggu,,hujan tak juga berhenti tapi malah semakin menggila
bersama angin kencang dan petir. Saat itu aku baru ingat,,kenapa tidak telfon
ke rumah dan minta di jemput. Berhubung handphoneku ketinggalan di rumah,,aku
meminjam handphone Tomi. Dengan gesit tomi merogoh saku untuk mengambil
handphone. Tapi handphonenya tak ada di saku. “mungkin di tas…”,kataku. Dengan
segera Tomi membuka tasnya. Setengah tidak percaya,, peti maut itu berada di
dalam tas Tomi. Padahal seingatku peti itu ku tinggal di rumah dan tak pernah
ku bawa kemanapun.

“hah….!!! Benda apa ini…..? bukannya benda ini udah lenyap..? kenapa bisa
ada di sini…..?”,teriak Tomi.

“kok bisa ada di kamu Tom….? Emang dua hari lalu ada seseorang yang ngirim
paket. Isinya ya benda itu. Tapi gag ada nama or alamat pengirimnya. Aku pengen
cerita ama kamu tapi lupa terus. Kayaknya emang ada orang yang sirik ama kita
deh….makanya dia neror kita pake acara bunuh-bunuhan.”,jawabku.

“ahh…bener juga kamu…paling-paling ini cuma kerjaan orang iseng yang sirik
ama kita. Udah deh…buang aja…”,kata Tomi sambil menuju tempat sampah.

“nah..gini kan beres…kita udah bisa tenang sekarang… tapi hape gue
mana...? gag ada nih di tas.. hasssh…ilang lagi nih hape..!!”,ucap tomi dengan
nada agak kesal.

“yang kalian lakukan tidak akan membantu..!”,ucap Kevin dengan singkat.

Kevin langsung beranjak,,pergi meninggalkan aku dan tomi. Ia berlari di
tengah lebatnya hujan dan gelapnya malam yang semakin larut. Aku dan tomi hanya
bisa melihatnya,,dan tak kusa menahannya agar tetap tinggal.

“halah..biarin aja tuh anak… udah gag waras kali…”,hardik tomi.

“kamu kenapa sih Tom…..? kayak.e kok gag suka banget sama si Kevin..
kayak.e dia juga orangnya baik…”,ujarku.

“hah..? baik…kamu gag liat….? Gayanya aja belagu,,,sok misterius…. Ato
jangan-jangan kamu ada apa-apa sama Kevin……?”,tomi nyolot.

“kok ngomong gitu sih…? Kita kan cuma temen.. lagian aku sama Kevin juga
baru beberapa hari kenal…..”,jawabku dengan sedikit emosi.

Tomi diam dan tak membalas. Perdebatan berakhir seiring dengan turunnya
hujan yang semakin menggila. Kami saling diam,tak berkata sepatah katapun. Tak
terasa waktu telah menunjukkan pukul 9 malam. Tiba-tiba terdengar teriakkan
melengking yang benar-benar mengalahkan bisingnya hujan yang sangat lebat yang
nyaris membuat gendag telinga kami pecah. Bersamaan dengan itu tiba-tiba saja
lampu padam. Aku menjerit seketika. Tak terdengar reaksi tomi. Di kegelapan aku
bertriak-triak memanggil tomi.

“tomi…tomi…tomi…kamu dimana…..?”,teriakku.

Tak ada jawaban. Masih saja aku memanggil nama tomi. Dan tetap tak ada
jawaban.

“Tom…kamu jangan bercanda deh.. gelap nih..aku takut.. tomiiiiiiiiii……..sini deh…gausah ngerjain
aku..”

Masih juga tak ada jawaban. Tiba-tiba dari kejauhan aku melihat sesosok
bayangan hitam saat terjadi kilat. Yaa…bayangan itu sedang berjalan menuju ke
arahku. Aku terkejut…seketika aku berlari mencari tempat berlindung. Tapi
kemudian terdengar lantang,bayangan itu memanggil namaku.

“Vira…vira…”

Aku masih saja berlari. Tapi bayangan itu masih memanggilku.

“vira…jangan lari..jangan takut.. ini aku Kevin..”

Saat bayangan itu menyebut nama
‘kevin’,,ku hentikn langkahku dan berbalik untuk melihat sosok itu. Ya..ternyata
benar dia adalah Kevin. Ia masih dengan seragam sekolah yang basah kuyup.

“Lho,,Vin..kok kamu bisa ada di sini….? Bukannya tadi kamu udah
pulang..?”,tanyaku.

“enggak kok..tadi aku gag pulang. Aku nungguin kamu sama Tomi di bawah
pohon beringin di taman deket sekolah.. udah deh…!! Sekarang gag usah banyak
tanya dulu.. mending sekarang kita cari peti yang isinya buku harian dan pena
kematian itu. Tadi kalo gag salah Tomi buang peti itu di tong sampah di lobby…
”,kata Kevin dengan muka yang ku kira panik. Tak terlihat karena gelap.

“yaudah deh..tapi gag usah pake lari ya..!! emangnya buat apa lagi sih
benda itu…..?”,tanyaku.

“gag usah banyak tanya.. kita harus bergerak cepat.. tomi sedang dalam
bahaya…!!”,Kevin ngotot.

‘dalam bahaya…? Aapa maksudnya..? bukannya Tomi sedang ngumpet ngerjain
aku…?’,aku bertanya-tanya dalam hati.

Dengan segera Kevin menarik tanganku menuju lobby untuk memungut kembali
peti maut itu. Terasa tangan Kevin yang dingin memegang erat pergelangan
tanganku. Ternyata masih ada di tempatnya semula. Setelah mendapatkannya kami
bergegas untuk mencari Tomi. Kami memeriksa setiap sudut sekolah sambil
berteriak-teriak memanggil nama Tomi berharap ada jawaban. Hamper setiap
ruangan mulai dari bagian depan,,samping kanan,,samping kiri,,bagian belakang
sekolah kami kelilingi. Namun tetap saja hasilnya nihil.

“seingatku ada satu ruangan yang belum kita periksa. Ah..tapi gag mungkin
juga kita ke tempat itu. Setauku ruangan itu tak pernah sekalipun
terbuka..”,ujarku.

“di mana itu..?”,Kevin bertanya.

“letaknya di bakian belakang toilet
guru yang di ujung barat..”,kataku.

“ayo kita periksa tempat itu.”,kata Kevin.

“hah…? Yakin..? tapi setauku tempat itu kan gag pernah…”

“udah deh..jangan mengukur-ulur waktu. Kemungkinan besar Tomi masih berada
di sekitar sini. Kita harus menolongnya sebelum terlambat.”,tomi memotong
kata-kataku.

Aku turuti saja apa maunya. Dengan tergesa-gesa kami berlari menuju tempat
yang dimaksud. Dari jarak yang tidak terlalu jauh dari ruangan kosong itu, aku
merasa sedikit ragu untuk meneruskan langkahku. Dengan mantap ku hentikan
langkahku. Aku takut. Melihat keadaan luarnya saja sudah cukup membuatku
menelan ludah berkali-kali. Keadaannya kotor,cat yang dulunya putih kini telah berjamur
dan mengelupas, kaca yang pecah,listrik padam, dan di tambah lagi dengan hujan
yang makin mendukung suasana horror disini. Apa lagi memasukinya. Sekali lagi,
Kevin meyakinkanku atas nama persahabatan. Hatiku kembali mantap. Kembali ku
teruskan langkahku Dan ternyata benar saja apa yang dikatakan Kevin.

Dari depan aku tak melihat adanya tanda-tanda kehidupan. Suasananya sunyi.
Hanya terdengar suara tetesan air langi yang masih juga turun. Kevin mencoba
membuka pintu ruangan itu. Ternyata tak terkunci. Saat memasukinya hidung kami
langsung saja di sambut oleh bau anyir darah.

“uuh…amis sekali tempat ini.. aku yakin ada orang yang sering memasuki
tempat ini.”,kataku.

“tidak…!!”,sanggah Kevin.

“tidak..?”

“yaa…mungkin selama beberapa tahun terakhir ini ruangan ini tak terjamah
manusia.”,jelas Kevin.

“tapi bagaimana kamu tau…? Sedangkan kamu baru beberapa hari pindah ke
sekolah ini..”,tanyaku heran.

“kamu tau kelebihanku kan…? Tak perlu ku jelaskan lagi. Ku rasa Tomi ada
di sini…yaa…ia di sembunyikan oleh pemilik benda ini..dan bau anyir ini
jelas..ini adalah aroma darah segar tomi”,jelas Kevin sambil menunjukkan peti
itu padaku.

“apa…? Darah Tomi…? Kamu yakin..? mungkinkah sekarang Tomi sudah
berakhir…?”,tanyaku disertai air mata yang mulai mengalir. Aku menangis…aku
khawatir dengan keadaan sahabatku….:(

Tiba-tiba jatuh sesuatu dari atas dan mengenai kepalaku.

“aduh..apa itu?”,sambil meraba-raba lantai,,mencoba menemukan benda apa
yang sempat mendarat di kepalaku tadi.

Tanganku menemukan sesuatu yang terasa mirip seperti pena yang sering
datang padaku. Ya..benar… terlihat tulisan yang terukir dengan tinta emas di
badan pena itu bercahaya. Seingatku peti itu masih berada di tangan Kevin. Tapi
kenapa pena ini bisa berada disini…? Darah…yaa….tanganku menyentuh darah. Darah
segar yang menempel di badan pena itu.

“kamu nemu apa Vir…?”,tanya Kevin.

“eee….ini…aku nemuin pena. Kayaknya ini pena yang di dalem peti itu deh….
Ada darahnya..”,jawabku lesu.

“darah…? Itu pasti darah Tomi.. Ayo…kita harus cepat bertindak..bawa pena
itu.”,seru Kevin.

Kamipun mencari-cari dimana Tomi. Di ruangan yang tak terlalu luas ini
seharusnya mudah untuk menemukan seseorang jika memang ia berada di dalam.
Namun tidak…!! Tak ada tanda-tanda adanya orang di dalam sini. Tapi…kenapa
Kevin tetap saja bersikukuh bahwa Tomi benar-benar di sini…?

Aku masih bingung dengan semua yang terjadi. Di mana Tomi…? Kemana Tomi…?
Dengan siapa dia sekarang…? Bagaimana keadaannya…?

“aaaaarrrrrrgggghhh……….!!!!! Sialan……!! Apa-apaan ini…? Siapa yang tega
melakukan semua ini padaku dan sahabat-sahabatku…? Apa salahkuuuuu…?”,kataku
dengan nada berteriak kesal.

Tiba-tiba saja semua terasa
lebih gelap dari sebelumnya. Kepalaku terasa berat…pusing…!! Uuuh…

***

Cerpen " Animon"

“ Hoshhh… hosh.. “

Suara napas memburu berasal dari sosok bayangan sedang terbang di malam bulan purnama. Sosok itu berpakaian baju pelindung berwarna perak yang kusam dan beberapa bagian sudah tampak rusak. Kepalanya dilindungi sebuah helm baja yang menutupi dengan sempurna, hanya menyisakan sedikit celah untuk mata dan hidung. Pemakai baju pelindung perak itu mempunyai sayap lebar seperti burung rajawali. Sayap itu sudah rusak sebagian sehingga terbangnya menjadi lambat dan tidak seimbang. Pemakai baju pelindung perak itu tidak terbang sendirian sendirian, dia diikuti beberapa sosok bayangan yang lain sambil mengeluarkan suara mendesis yang mengerikan. Pengejarnya mempunyai sosok yang mengerikan, mempunyai sayap seperti kelelawar, tubuh berwarna hijau gelap, tangan dan kakinya keriput seperti ranting pohon yang layu tapi penuh dengan otot. Wajah mereka mengerikan berhidung mancung dengan mata tajam berwarna merah.

“ Kejar Animon itu jangan sampai lepas “ Teriak salah satu pengejar dengan suara kasar

Pemakai baju pelindung perak itu atau Animon itu menyadari pengejarnya semakin agresif itu berusaha mempercepat terbangnya tapi kondisinya sedang terluka.

“ Aku tidak bisa begini terus. Cepat atau lambat para demon itu akan menangkapku kalau keadaan terus seperti ini “ gumam Animon itu dalam hati sambil memikirkan sebuah ide untuk melarikan diri dari para pengejarnya atau Demon. Sebuah ide terlintas di benaknya dan ia langsung segera melakukannya. Ia dengan cepat membalik tubuhnya dari membelakangi para Demon kini berhadapan. Para Demon yang tidak menduganya berusaha mengerem laju terbangnya tapi akibatnya mereka sedikit kehilangan keseimbangan. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Animon itu untuk mengepak kedua sayapnya yang sudah rusak parah dengan kencang sehingga menimbulkan angin cukup kencang yang mampu mendorong mundur para Demon. Tapi tindakan Animon itu juga mengakibatkan sayapnya semakin rusak dan akibatnya Animon itu kehilangan kemampuannya untuk terbang dan perlahan tubuhnya jatuh tanpa bisa di kontrol olehnya.


***

Jauh di bawah tempat pengejaran Animon dan Demon itu sedang berlangsung ada sebuah kota kecil bernama Farren. Animon dan Demon itu tepat berada di atas sebuah taman kota yang berbatasan langsung dengan sebuah SMA. Saat malam sekolah sudah tidak ada kegiatan dan taman itu juga sepi. Saat itu seorang pemuda berpakaian SMA sedang berdiri di depan sebuah stan peramal sambil menjulurkan tangannya untuk di ramal. Stan peramal itu berada tepat di gerbang pintu masuk taman di seberang sekolahnya. Stan peramal ini baru saja dibuka hari ini.


“Hmm….” Gumam peramal itu sambil melihat telapak tangan pemuda itu dengan kaca pembesar miliknya
“ Bagaimana? Apakah aku akan beruntung? “ Tanya pemuda itu tidak sabar
“ Nama? “
“ Rander… Rander Garp “

Peramal itu berpikir sejenak sambil memejamkan matanya, tapi tangannya terus bergerak – gerak seperti menghitung sesuatu. Dan tiba – tiba ia membuka matanya langsung menatap tajam Rander


“ Ya tampaknya kamu dalam dekat ini bakal kejatuhan sesuatu dari langit. Tapi aku ga tahu itu berkah atau musibah, semua akan bergantung dirimu yang memanfaatkannya. “ Kata Peramal itu menjelaskan
“ Kejatuhan sesuatu dari langit? Artinya itu baik bukan? Pastilah itu berkah seperti istilah kejatuhan bintang atau durian runtuh. “ Tanya Rander menduga – duga
“ Bukan - bukan, ini bukan perumpamaan tapi secara harafiah kamu bakal kejatuhan sesuatu dari langit. “ Kata Peramal itu sambil menggeleng – gelengkan kepalanya
“ Hei peramal jangan main – main, mana mungkin ada benda jatuh dari langit kecuali hujan. “ Protes Rander
“ Aku tidak tahu, tapi menurut ramalanku memang itu yang bakal terjadi…. Dalam waktu dekat mungkin malam ini juga. Memang aneh tapi itu hasil ramalanku barusan. Terserah kamu mau percaya atau tidak. Dan biayanya adalah 10 koin perunggu. “ Kata peramal itu lagi sambil menjulurkan tangannya meminta uang pada Rander


Mata uang yang di pakai di dunia Rander adalah koin. Koin sendiri di bagi menjadi 3 lagi yaitu koin perunggu, koin perak, dan koin emas. 10 koin perunggu sama dengan 1 koin perak, dan 100 koin perak sama dengan 1 koin emas.


“ APA? 10 KOIN PERUNGGU UNTUK RAMALAN OMONG KOSONG INI ? “ Teriak Rander kaget
“ Baca sendiri di papan itu, kan sudah saya tulis sekali meramal 10 koin perunggu. Jangan bilang kamu ga punya uang? Ayo cepat bayar aku mau pulang. “ Jawab peramal itu


Memang di papan peramal itu tertulis biaya meramal 10 koin perunggu, tapi Rander tidak memperhatikannya. Kini ia menyesal dan baru sadar kenapa tidak ada orang yang mau diramal. Ia punya uang 10 koin perunggu tapii uang itu sebenarnya mau ia pakai untuk biaya pulang sebesar 5 koin perunggu. Akhirnya dengan perasaan ogah Rander terpaksa memberikan sisa uangnya kepada peramal itu. Peramal itu menyambutnya dengan tersenyum


“ Kamu tidak akan menyesal anak muda, ramalanku belum pernah meleset. “ Kata peramal itu sambil berlalu dari hadapan Rander
“ Ya memang belum kecuali kali ini pasti meleset. “ keluh Rander dalam hati


Karena uangnya habis, Rander terpaksa berjalan untuk pulang. Ia harus melewati taman dan berjalan melewati beberapa blok untuk sampai di rumahnya. Dengan langkah gontai Rander melangkahkan kakinya masuk ke dalam taman.


Suasana Taman sepi pada saat malam. Hanya suara serangga yang mengerubuti lampu taman yang terdengar. Rander berjalan dengan malas sambil melihat ke atas.


“ Mananya kejatuhan sesuatu dari langit dalam waktu dekat? Langit kosong begini hanya ada awan, bintang dan bulan. Dasar peramal… “ Maki Rander dalam hati, ia terus berjalan sambil menatap langit. Pandangan Rander tertuju pada sebuah titik bintang di langit, ia merasa titik bintang itu semakin besar. Langkahnya terhenti untuk memastikannya. Semakin lama ia lihat titik itu semakin besar. Rander memincingkan matanya supaya lebih yakin kalau titik itu membesar dan ternyata ia tidak salah lihat, Titik bintang itu memang membesar seperti sedang menuju ke arahnya


“ Eh.. Ini mustahilkan?Mana mungkin bintang itu bakal jatuh tiba – tiba hari ini. Kalaupun benar ada benda angkasa jatuh pasti sudah ada beritanya di koran. Pasti ini hanya khayalanku saja. “ Rander berkata pada dirinya sendiri, ia mengucek –ngucek matanya kemudian setelah yakin, ia kembali melihat ke atas. Titik bintang itu kini sudah berubah menjadi jauh lebih besar dan bentuknya semakin terlihat jelas sosok manusia dengan sayap, itu adalah Animon. Animon itu sedang berusaha meminimalisir benturan dengan tanah, ia berusaha mengepakan sayapnya sebisa mungkin agar mempermulus pendaratannya. Rander menatap tidak percaya kalau ada sosok manusia dengan baju pelindung perak dan sayap yang sudah rusak sedang jatuh dari langit tepat di atasnya. Ia hanya bisa memandang tanpa bergerak. Saat Animon itu semakin dekat dengan Rander, tekanan yang ditumbulkan menyadarkan Rander dan ia memutuskan untuk menangkap sosok yang tidak ia ketahui sama sekali.


BUMM!!!


Benturan yang timbul tidak sebesar dugaan Rander, ini dikarenakan Sayap dari Animon berhasil menahan laju jatuh dirinya, sehingga meminimalisir benturan yang lebih keras. Animon itu menindih Rander. Perlahan Rander membuka matanya. Ia memperhatikan dirinya, dan sosok yang baru saja jatuh dari langit menimpahnya. Rander yang masih kebingungan tiba – tiba Sosok itu bangkit dan berdiri. Dia memperhatikan sekitarnya


“ Dunia ini juga ada manusia ternyata “ Pikir Animon itu memperhatikan Rander
“ Ha..halo , apa kamu bisa mengerti ucapan aku? “ Tanya Rander ragu - ragu
“ Para demon itu sedang menuju kesini. Sial usahaku tadi tidak berhasil mengecoh mereka“ Pikir Animon dalam hatinya. Ia kemudian melihat Rander yang masih kebingungan dan langsung membopong Rander ke balik pepohonan

“ Hei lepaskan aku. “ Teriak Rander


Animon segera melepaskan Rander setelah bersembunyi di balik pepohonan. Ia memberi aba – aba untuk diam. Rander ingin protes tapi segera Animon itu menutup mulut Rander. Baru saja Rander ingin berontak , kembali Animon itu lebih sigap duluan untuk mengunci tubuh Rander sehingga tidak bisa bergerak.


“ Tenanglah. Aku tidak berniat jahat. Para demon sedang menuju kemari. “ Bisik Animon, kemudia ia melepas Rander perlahan.


Saat yang bersamaan para demon yang sedang mengejar Animon itu sudah berdiri di tempat tadi Rander ditimpah Animon. Tadinya Rander menganggap demon itu lelucon tapi begitu melihat 5 sosok yang berada tepat di depannya ia sadar kalau ucapan dari sosok yang baru menimpahnya itu bukan omong kosong.


“ Aku kira kita terlempar ke dunia asing tanpa peradaban, tapi ternyata aku keliru. Melihat tempat ini aku rasa peradaban di dunia ini pastu cukup tinggi. Kalau saja dunia in juga dihuni oleh manusia pasti raja kita akan senang kalau kita membawa kembali berita ini. “ Kata Demon yang paling tinggi besar.


“ Fokuskan pencarian kita. Prioritas kita adalah membawa Eamon Osfreed sang Animon. Raja sangat menginginkan dirinya dalam keadaan hidup …. atau mati “ Ujar Demon yang mempunyai tanduk kecil di kepalanya. Demon ini satu – satunya yang mempunyai tanduk.


Rander langsung mengerti kalau sosok – sosok mengerikan di depannya itu sedang mencari orang yang sedang bersama dengannya.


Krek


Rander tidak sengaja mematahkan sebuah ranting. Demon yang bertanduk kecil itu langsung mencari asal suara itu. Perlahan berjalan menuju persembunyian mereka. Rander tampak kuatir sekali keringatnya bercucuran. Sedangkan Eamon yang bersama dengannya masih tetap tenang, tapi dia dalam posisi siap tempur walaupun dia tahu tubuhnya sudah terluka parah. Keempat demon lain masih tetap berjaga di belakang demon bertanduk. Langkah – demi langkah Demon bertanduk itu menuju ke pohon tempat Rander dan Eamon bersembunyi.

“ KAPTEN !! “ Terdengar teriakan dari belakang demon bertanduk itu. Suara itu berasal dari salah satu demon yang berjaga
“ Ada apa? “ Kata Demon bertanduk itu berjalan menjauhi pohon persembunyian Rander dan Eamon. Ia kembali mendekati demon lainnya
“ Kapten lihat itu ada manusia berjalan di sana. Ternyata di dunia ini ada manusia yang hidup “ Cerita demon yang memanggil itu dengan raut muka penuh nafsu
“ Ayo kita makan jiwanya, pasti rasanya lezat Kapten, dia masih sangat muda. Aku ingin merasakan jiwa manusia dunia lain. Slurpp !” tambah demon itu meneteskan liur berwarna hijau seperti warna tubuhnya.
“ Hmm baiklah memakan satu jiwa manusia tidak akan menghambat tugas kita, malah akan memberi kita tenaga baru untuk mengejar Eamon, SERGAP DIA. “ Perintah Demon bertanduk


Segera keempat demon lain bergerak menyergap manusia yang sedang berjalan di dekat mereka. Perempuan itu berambut sebahu dan berpakain seragam SMA seperti Rander. Keempat demon itu langsung mengepung perempuan di 4 penjuru. Perempuan yang melihat 4 mahluk aneh tiba – tiba mengepunng dirinya tidak sempat berbuat apa – apa. Perasaannya bercampur aduk antara kaget, dan takut. Keempat demon itu memasang tampang kelaparan, sementara perempuan itu tidak tahu harus berbuat apa hanya bisa berdiri gemetar, ia hendak berteriak tapi kondisi ini membuat mulutnya tidak bisa bergerak seperti keinginannya. Kemudian Demon bertanduk itu terbang memasuki kepungan 4 demon lain dan berdiri tepat di hadapan perempuan yang sedang ketakutan itu dan akhirnya jatuh pingsan.


“ Ariana !! Aku harus menolongnya “ Rander berusaha keluar dari persembunyian untuk menolong perempuan yang bernama Ariana, tapi Eamon menahannya
“ Jangan bodoh, kamu tidak akan sanggup melawan demon itu. “
“ Mereka mengejarmu kan? Kalau begitu kamu saja keluar untuk mengalihkan perhatian mereka agar aku bisa menolong Ariana. Aku tidak mungkin diam melihat temanku dimakan oleh para demon itu. “ Protes Rander dengan suara keras. Suara itu ternyata terdengar oleh para demon, mereka langsung menyadari posisi Rander dan tampak demon bertanduk menyuruh 2 demon lainnya untuk memeriksa posisi Rander dan Eamon.


“ Sial mereka sudah menyadari posisi kita, kalau saja tubuhku tidak terluka parah. Baiklah aku akan mengalihkan perhatian mereka, sehingga kamu bisa lari kemudian menyelamatkan temanmu itu. Lagipula tujuan mereka adalah aku “ Kata Eamon
“ Aku tidak tahu siapa kamu juga mereka, tapi melihat kondisimu dan tindakanmu aku rasa kamu tidak akan mampu lari lagi dari kejaran mereka. Apa tidak ada cara lain untuk menghadapi demon? Apa mereka tidak punya kelemahan? “ Geram Rander sambil memandang ke arah Ariana penuh dengan tekad
“ Sebenarnya ada satu cara lagi untuk menolong perempuan itu, kamu juga aku, tapi cara ini aku tidak yakin berhasil 100%. Kami para Animon bisa menyatukan tubuh kami dengan manusia yang mempunyai roh dan jiwa kuat. Dan jika menyatu maka manusia itu bisa menggunakan kemampuan kami walaupun kami dalam keadaan terluka parah seperti kondisiku saat ini. Tapi tingkat sinkronasi setiap manusia terhadap Animon berbeda – beda bahkan kemungkinan terburuk setelah penyatuan manusia itu akan lumpuh selamanya, ditambah lagi kamu bukan manusia dari dunia kami, aku ragu untuk melakukannya. “
“ Peduli amat resiko setelahnya yang penting sekarang kita bisa mengatasi mereka. “ Jawab Rander yakin
“ Baiklah, bersiaplah. “ Kata Eamon itu kemudian ia meletakan telapak tangannya di kepala Rander


“ VERINIGEN !! “


Cahaya menyilaukan keluar dari tubuh Eamon, kemudian perlahan – lahan timbul hembusan angin di sekitarnya. Perlahan – lahan tubuh Eamon tersedot kedalam tubuh Rander seperti terhisap kedalam pusaran angin.


BLAsss!!


“ Cahaya itu….AWAS itu adalah cahaya yang timbul kalau Animon bersatu dengan manusia “ Teriak demon bertanduk. 2 Demon di depan yang berjalan ke arah Rander kaget mendengar peringatan dari kapten mereka


Krosak


Sebuah tubuh meluncur cepat keluar dari pepohonan dan melewati kedua demon itu dengan mudah. Bayangan itu tidak berhenti tapi langsung menuju demon bertanduk dan 2 demon lainnya. Demon bertanduk dan 2 demon lainnya mengambil posisi berjaga. Sosok itu tidak menyerang para demon tapi ia langsung mengangkat Ariana itu dan pergi meninggalkan para demon.Sosok itu melompat dengan cepat menghilang dari pandangan para demon. Sosok yang barusan menerobos para demon itu adalah Rander. Ia menggunakan salah satu kemampuan dari Animon milik Eamon.


“ Ini adalah kemampuan kami para Animon. Kami mampu menggunakan kemampuan dari binatang. Ini adalah kemampuan dari kelinci, Kegesitan dan kemampuan melompat kelinci sangat hebat. “ Kata Eamon menjelaskan dari dalam diri Rander
“ Ini keren, Aku merasa sangat lincah. Ternyata ini kemampuan Animon, aku bahkan tidak merasa ada yang berbeda dari diriku setelah kamu tiba – tiba masuk dalam diriku. Ini hebat, kenapa tidak dari tadi kamu melakukannya. Apa hanya kemampuan kelinci yang kamu punya? Tidak mungkinkan dengan kemampuan kelinci ini kita menghabisi para demon itu. “

Rander kemudian berhenti di salah satu sudut taman, setelah yakin kalau dia mampu mengecoh para demon yang mengejarnya. Ia kemudian menurunkan, dan mendudukan Ariana di salah satu kursi taman.


“ Bukan aku tidak mau menyatukan diri denganmu. Tapi proses penyatuan ini tidak selalu berhasil. Walaupun berhasil, tidak semua kemampuan dari Animon dapat kamu gunakan. Kalau kamu memaksa itu akan berakibat fatal pada tubuhmu. Menurutku kekuatan jiwamu hanya mampu menahan 2 kemampuan Animon level bawah. Kemampuan dari kelinci ini termasuk kemampuan level bawah. “ Eamon menjelaskan
“ Hei kita tidak akan tahu kalau tidak mencoba, apa kamu tidak punya kemampuan yang lebih hebat untuk menghajar para demon itu, mungkin kemampuan dari harimau atau singat? “ Tanya Rander
“ Sebenar…. Tunggu aku merasakan gerakan demon, mereka sedang menuju kesini. Sebaiknya kita sembunyikan temanmu di balik pepohonan dan membuat diri kita sebagai target. “


Rander segera melakukannya, kemudian Rander menunggu demon melihat dirinya agar ia dapat menjauhkan para demon dari Ariana. Demon – demon terbang rendah mendekati Rander, 4 demon dan demon paling besar berada di paling depan.


“ RANDER MENGHINDAR !! “ Teriak Eamon


Walaupun Rander melihat demon itu masih jauh ia percaya pada Eamon dan ia segera menggerakan tubuhnya melompat ke belakang


BUMM!!


Tanah tempat Rander berdiri hancur oleh serangan dari demon bertanduk. Walaupun Rander lebih dulu melompat ke belakang sebelum serangan itu sampai tapi Rander tidak bisa menghindari serangan itu dengan sempurna, kaki Rander mengeluarkan darah.


“ Fiuh hampir saja. “


Rander tanpa menunggu lebih lama lagi langsung berusaha kabur tapi demon bertanduk itu bergerak lebih cepat dan mendahului gerakan Rander dan memukul Rander kembali sebelum melompat


Gedebummm


Rander terjatuh, dan dia langsung dalam posisi terkepung 4 demon lain. Rander terdiam tidak berani mengambil tindakan sembarang. Ia tahu satu gerakan salah ia bisa mati, tapi ia tidak bisa diam saja. Akhirnya ia bertindak nekat untuk menyerang demon yang berdiri tepat di samping kanannya. Dengan daya lompat kelinci Rander menambah daya serangnya untuk menghantam demon itu di kepalanya. Demon itu tidak menduga serangan terkena telak pukulan Rander, Rander tidak berhenti disana ia langsung memutar tubuhnya dan kemudian menggunakan tubuh demon itu sebagai tolakan untuk kabur, tapi saat hendak melompat lebih jauh kakinya tertangkap oleh demon yang barusan ia pukul. Demon itu dengan marah memutar tubuh Rander dan melemparnya ke pohon


Krosak crek crek BAMMM!!!


“ Argh, sialan mereka kuat sekali. “
“ Sekarang kamu mau lari kemana Eamon Osfreed?? “ Ejek demon bertanduk
“ Haha tidak kusangka aku mampu mengalahkan Eamon Osfreed dengan mudah, Animon yang mampu menghancurkan satu batalion pasukan demon. “ Tambah demon yang barusan melempar Rander
“ Jangan menganggap remeh Eamon, dia saat ini sedang terluka, dan hostnya masih amatir dalam menggunakan kemampuan Animon, lebih baik segera kita bunuh mereka sebelum Eamon mengeluarkan kemampuannya lagi. “ Kata demon lain
“ Kalian berdua yang paling depan segera bunuh host barunya kemudian sisanya bersiap untuk menangkap Eamon yang akan keluar dari tubuh host itu. “ Perintah demon bertanduk


Rander masih terduduk lemas setelah mengalami benturan keras akibat lemparan dan luka sebelumnya.


“ Sial.. kalau begini terus aku akan mati, Hei Eamon apa kemampuanmu hanya kelinci ini saja? Tidak adakah kemampuan hewan lain yang bisa kugunakan untuk mengalahkan mereka? Sial “ gerutu Rander
“ Ehm … aku tidak yakin kalau kamu bisa bertahan menggunakannya, karena semakin tinggi level kemampuan yang kamu pakai, maka kamu perlu jiwa yang lebih kuat. Kalau tidak maka tubuhmu yang akan menanggung resikonya bisa jadi kamu akan lumpuh seumur hidup bahkan … tewas“
“ Kalau begini terus aku juga akan mati, ayo pinjamkan kekuatanmu lagi Eamon, kali ini kekuatan untuk bertempur. Aku mempercayaimu untuk masuk dalam diriku, sekarang giliranmu untuk percaya padaku “ Balas Rander tersenyum kecil


Setelah mengucapkan kalilmat itu, Eamon langsung mengerahkan tenaganya untuk Rander. Tangan Rander bersinar terang berwarna merah. Perlahan tangan Rander diselimuti gumpalan cahaya merah dan berubah menjadi cakar berukuran besar sekitar 3 kali besar tangannya. Cakar merah, tajam seperti berlian.


“ Awas itu cahaya CAKAR SERIGALA MERAH !! “ Teriak demon bertanduk


CRAKK,…. CRoTTT


Dalam sekejab Rander bergerak menusuk kedua demon dihadapannya. Dada kedua demon itu tembus oleh cakar serigala merah. Rander langsung melepas cakarnya dari tubuh kedua demon itu dan langsung melompat ke 2 demon lain di belakang. Demon di belakang tidak pasrah menerima serangan dari Rander ia berusaha memukul dengan cakar miliknya,


JLEBBB


Cakar serigala merah bertabrakan dengan cakar demon, dan seperti pisau mengiris roti cakar serigala merah menembus tangan Demon dan membelahnya


“AARghhhh!!” Demon itu melolong kesakitan


DUAK !!


Rander menambahkan tendangan di tubuh demon yang sudah melemah sehingga demon itu terlempar dan terjatuh. Melihat temannya terkapar demon sebelahnya menjadi kalap dan langsung menyerang Rander dan sekuat tenaga..


“ Jangan!! Cakar itu dapat merobekmu dengan mudah “ Teriak demon bertanduk dari belakang, tapi peringatan itu tidak terdengar oleh demon yang sedang kalap. Ia tetap menyerang Rander yang baru saja mendarat setelah menendang demon lainnya. Serangan demon kalap itu mengenai angin, Rander selangkah lebih cepat karena kegesitan tubuhnya bertambah seiring Eamon memberikan kemampuan cakar serigala merah. Rander sekarang segesit serigala merah, ia dengan mudah melihat serangan demon itu dan menghindar ke belakang …


JLEB!


Punggung demon itu ditembus cakar serigala merah, dan perlahan tubuh itu terjatuh setelah Rander menarik cakarnya. Kini tinggal demon bertanduk. Rander menatap demon bertanduk itu dengan pandangan menusuk sehingga membuat demon itu berkeringat. Demon bertanduk itu tidak berani bergerak sejengkalpun menunggu reaksi dari Rander. Rander masih diam menatap demon bertanduk itu


“ Rander cepat habisi dia, semakin lama kamu menggunakan kemampuan ini semakin terkuras energi jiwamu. “ Kata Eamon memperingati


Tapi Rander masih diam, perlahan napasnya memburu.


“ Egh jangan – jangan dia sudah mencapai batas maksimal untuk menggunakan kemampuan cakar serigala merah. Dugaanku meleset, aku mengira dia mampu menggunakan cakar serigala merah ini 1 menit, tapi baru 20 detik napasnya sudah memburu. “ Pikir Eamon

“Rander lepaskan kemampuan cakar serigala merah, kalau kamu memaksa dirimu lagi dalam 10-15 detik bisa – bisa tubuhmu rusak parah “ Eamon memperingati

“ Kalau aku melepas kemampuan ini sekarang demon bertanduk itu akan menyerang dan membunuh kita. “ Jawab Rander

“ Tampaknya tubuhmu tidak mampu menahan kemampuan dari cakar serigala merah. Hahaha itu wajar cakar serigala merah adalam kemampuan level tinggi, hanya manusia terpilih yang mampu menggunakannya. Sekarang aku tinggal bersabar menunggu tubuhmu kehabisan tenaga dan membunuhmu “ Demon bertanduk itu tertawa

“ Sial, aku harus bertindak duluan. Hiahh “

Rander langsung bergerak menyerang Demon bertanduk itu. Kecepatan Rander sudah berkurang dibanding pertama kali ia menyerang. Demon bertanduk itu mampu menghindari serangan Rander dengan terbang ke udara. Setelah serangan pertamanya gagal Rander molmpat untuk mengejar demon bertanduk itu.


Dep


Kaki Rander tertahan oleh demon. Demon yang tadi tangannya di belah masih belum mati , ia menggunakan sisa tenaganya menahan Rander dengan satu tangan yang masih bisa ia gerakan. Rander langsung mengalihkan serangannya ke demon . Sebuah tusukan ke punggung demon itu membuat demon itu tewas seketika dan Rander langsung menghentak kakinya untuk melepaskan genggaman demon itu.

DUAK !!


Rander terjatuh. Demon bertanduk itu menggunakan kesempatan itu untuk menyerang Rander. Rander terjatuhh dan tubuhnya terluka parah akibat tendangan dari demon bertanduk juga karena memaksa dirinya menggunakan cakar serigala merah melebihi kemampuannya.


“ Bangun Rander . Bangun !! “ Teriak Eamon dari dalam diri Rander


Tapi luka Rander terlalu parah perlahan ia menutup matanya, napasnya melemah. Eamon ingin melepaskan diri dari tubuh Rander untuk menghadang serangan demon bertanduk tapi saat ini ia tidak bisa melakukannya karena untuk melepaskan diri perlu dorongan dari host itu sendiri atau jika host itu telah mati. Demon bertanduk itu tertawa penuh kemenangan, ia berjalan perlahan mendekati Rander. Ia terus tertawa


“ HAHAHA ANIMON TERKUAT KEKAISARAN SEKARANG TIBA AJALMU. “


Demon bertanduk itu mengangkat tangannya dan bermaksud menghabisi Rander dan Eamon dalam satu serangan sekuat tenaganya.


“ HIAhhh !!”


JLEBBBB!!


“Ohk … Ohkk… “


Darah berwarna hijau keluar dari tubuh demon itu dan mulutnya. Ternyata Rander lebih dulu bergerak untuk meusuk demon bertanduk itu sebelum demon itu menusuk Rander. Rander mencabut cakarnya dan berdiri memandang demon bertanduk itu perlahan jatuh dan tewas.


“ Heh… hosshh hoshhh…ba..gaima..na…tak…tik pura – pu..ra mati…..manu..sia di.. dunia…ini “


Rander langsung terduduk lemas.

“ Kau membuatku kuatir.. Akan segera kulepaskan kekuatan cakar serigala merah . “ Kata Eamon dengan lega.


Clinkkk


Cahaya merah kembali muncul , dan perlahan cakar besar itu menghilang dari tangan Rander.


“ Terima kasih Rander, kamu telah menolongku. Sekarang aku butuh bantuanmu agar aku dapat lepas dari tubuhmu. “
“ Apa yang harus aku lakukan? “
“ Pusatkan pikiranmu untuk mengeluarkan diriku, dan katakan ‘LEPS’ “


Rander memusatkan pikirannya


“ LEPS!”


Sebuah pusaran muncul dari arah tubuh Rander, kemudian tubuh Eamon perlahan tertari keluar melalui pusaran itu


BLAShh


Eamon berdiri di hadapan Rander. Rander masih duduk lemas. Mereka sama – sama terluka tapi keadaan sudah jauh lebih baik karena tidak ada lagi yang mencoba mengejar dan membunuh mereka.


“ Sekarang, apa yang akan kau lakukan? “
“ Hmm aku perlu beberapa hari agar kekuatanku pulih sehingga aku bisa membuka gerbang dimensi agar dapat kembali ke duniaku. Kalau kamu tidak keberatan aku ingin tinggal sementara di rumahmu samapi tubuhku pulih. “
“ Hah? Kamu bercanda? Rumahku kecil dan kalau kamu tinggal disana mungkin akan datang lagi demon lain mengejarku. Aku sudah kapok beurusan dengan mereka. Eh bagaimana dengan tubuh mereka ini? Tidak mungkinkan kita biarkan tubuh mereka tergeletak disini. “ Tolak Rander
“ Kamu benar , aku sudah banyak menyusahkan dirimu. “ Eamon kemudian melepaskan helm bajanya, Wajah yang muncul tidak seperti bayangan Rander. Rander menduga Eamon sejenis manusia hewan karena mempunyai kemampuan hewan dan bisa masuk ke tubuh orang lain. tetapi wajah yang muncul adalah wajah perempuan cantik dengan rambut berwarna hitam panjang, mata yang indah kulit putih kecoklatan seperti manusia umumnya hanya saja telinga Eamon sedikit lebih panjang kebelakang dan hidungnya berwarna hitam dan agak bulat.


“ Maafkan aku Rander, dan terima kasih atas bantuanmu malam ini. Ah mengenai tubuh demon itu jangan kuatir. Tubuh mereka akan menguap dan menghilang tanpa jejak kalau sudah tewas. Baiklah kita berpisah disini. “ Kata Eamon mengucapkan selamat tinggal


“ Ka..kamu cewek? “


“ Hmm cewek itu sebutan gender untuk manusia tapi kami animon biasa disebut betina ya intinya sama saja sebenarnya. Baiklah kalau begitu sampai jumpa . “


“ Eit tunggu dulu.. aku berubah pikiran. Kamu bisa tinggal bersama denganku tapi jangan sampai ketahuan orang – orang di rumahku. “ Tahan Rander cepat, ia berpikir kapan lagi bisa bersama – sama perempuan secantik Eamon.

“ Ini baru namanya berkah dari langit “ Pikir Rander dalam hati

“ Itu gampang, aku punya kemampuan bunglon untuk menyamarkan keberadaanku. Tapi apa kamu yakin tidak apa –apa?“
“ Tidak masalah. Sudah kewajiban kalau laki – laki membantu perempuan. baiklah kalau begitu ayo kita pulang. “ Ajak Rander
“ Terima kasih Rander “


Rander dengan gembira megnajak Eamon pulang ke rumahnya. Rasa cape dan luka di tubuhnya serasa menghilang karena di dekat cewek cantik. Sesampai beberapa lama berjalan, Rander merasa ada yang ia lupakan


“ Ah iya Rander apa temanmu tidak apa – apa kita biarkan dia di tengah taman sendirian? “ Tanya Eamon


“ AH IYA AKU LUPA TENTANG ARIANA”